KPPU Kirim Tim Khusus Usut Harga Beras Mahal

Foto: Herdi Alif Al Hikam detikcom--

Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU mengatakan telah membentuk tim khusus untuk mengusut masalah tingginya harga beras di pasar. Tim khusus ini bertugas mencari informasi hingga bukti dalam penindakan secara hukum jika terjadi pelanggaran.

"Kami sudah kemarin sudah di rapat komisi sudah memutuskan membentuk tim khusus. Jadi memang kita concern untuk beras ini dilakukan tim khusus antara tim kajian dan tim penegakan hukum," kata Anggota KPPU Hilman Pujana kepada awak media di Kantor KPPU, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2024).

BACA JUGA:Cara AHY Lancarkan Urusan Lahan di IKN

"Jadi apapun hasil baik dari FGD, pengumpulan data nanti, akan bisa ditindaklanjuti, syaratnya kalau di kita kan kalau misalnya kita ketemu karena ada alat bukti, baru kita bisa naikkan ke proses penegakan hukum," tambah dia.

Saat ini KPPU belum bisa mengindikasikan soal kesengajaan pasokan beras oleh pelaku usaha. Pihaknya masih harus mencari informasi lebih lanjut terkait sejumlah indikasi perilaku pelaku usaha dalam masalah perberasan saat ini, terutama terkait harga dan fenomena kelangkaan.

BACA JUGA:Antisipasi Macet Imbas Demo, 12 KA Jarak Jauh Singgah di Stasiun Jatinegara

"Misal untuk menahan pasokan kalau misal sengaja, para pelaku usaha menahan pasokan tentu barang dipasar akan hilang. Ini yang akan kita terus lakukan monitoring sampai ketemu barang buktinya," jelasnya.

Meski begitu, HIlman juga mengatakan pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan akan dugaan kartel terkait mahalnya harga beras.

BACA JUGA:Cara AHY Lancarkan Urusan Lahan di IKN

Secara umum, pengertian kartel adalah pembentukan suatu kerjasama atau asosiasi antar pihak produsen demi menetapkan harga pada tingkat yang lebih tinggi agar bisa memberikan batasan pada suplai produk dan persaingan bisnis.

"Kalau kita bicara indikasi kartel kan belum tentu, belum bisa kita simpulkan saat ini. Jadi kita proses pengumpulan data informasi ini jadi dasar kita, kita tak bisa simpulkan 'oh ini ada indikasi' di awal," pungkasnya. (dc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER