Tidak Melek AI Akan Tertinggal: Pemerintah Targetkan 1.000 Perusahaan Masuk Program Produktivitas Nasional

Tidak Melek AI Akan Tertinggal, Pemerintah Targetkan 1.000 Perusahaan, Masuk Program Produktivitas Nasional--Freepik
JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, James Riady, mengingatkan bahwa perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tidak boleh dianggap remeh.
Menurutnya, dunia usaha yang menutup mata terhadap teknologi ini berisiko tertinggal jauh dalam persaingan global.
“Buta AI (AI illiteracy) kini sudah dianggap tidak bisa ditoleransi oleh perusahaan-perusahaan besar dunia. Kalau kita tidak bergerak cepat, kita akan tertinggal,” ujar James dalam acara Monthly Economic Diplomatics Breakfast bertema Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional di Jakarta Pusat, Sabtu (13/9).
Acara tersebut turut dihadiri Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli serta jajaran pengurus Kadin Indonesia yang kini dipimpin oleh Anindya Bakrie.
Optimisme Ekonomi Global
James menyampaikan bahwa kondisi ekonomi dunia saat ini justru lebih baik dibandingkan prediksi awal. Meski banyak pihak sebelumnya khawatir akan pelemahan global, nyatanya pertumbuhan masih terjaga.
“Ekonomi global yang diperkirakan melemah ternyata stabil. Bahkan, proyeksi pertumbuhan GDP dunia sudah dua kali direvisi naik, terakhir dari 2,8% menjadi 3%. Ini kabar baik, terutama ditopang sektor jasa dan layanan digital,” ungkapnya.
Ia menegaskan, sektor jasa menjadi tulang punggung baru bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan modal yang relatif kecil, sektor ini bisa tumbuh 2–3 kali lipat dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau ekonomi Indonesia tumbuh 5%, sektor jasa bisa melonjak 12–13%. Ini peluang besar yang tidak boleh dilewatkan,” tambah James.
BACA JUGA:KPR Subsidi BRI Tembus Rp13 Triliun, Komitmen Wujudkan Program 3 Juta Rumah
Fokus Produktivitas Nasional Menuju Indonesia Emas 2045