Sumatera Selatan Lumbung Minyak yang Belum Tergarap Maksimal

Sumatera Selatan Lumbung Minyak yang Belum Tergarap Maksimal--Antara

SUMSEL, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Provinsi Sumatera Selatan masih tercatat sebagai salah satu pusat energi terbesar di Indonesia. Dari ladang minyak tua hingga sumur-sumur rakyat yang tersebar luas, wilayah ini menyimpan kekayaan minyak bumi yang seakan tidak ada habisnya.

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel, setidaknya ada 21.400 sumur minyak yang terinventarisasi di enam kabupaten/kota. Angka tersebut menegaskan posisi Sumsel sebagai “lumbung minyak” Nusantara. 

Banyuasin (Muba) mendominasi dengan 20.449 sumur—menjadikannya daerah dengan cadangan terbanyak di Bumi Sriwijaya. Selain Muba, daerah lain seperti Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim, dan Kota Prabumulih juga berperan penting. Bahkan, Prabumulih memiliki pusat pengumpul minyak lengkap dengan tangki raksasa yang menampung hasil eksploitasi.

Nama Kilang Minyak Plaju di Palembang pun sudah melegenda, menjadi ikon energi yang bukan hanya dikenal di Sumsel, tetapi juga di level nasional.

BACA JUGA:Bupati Empat Lawang Coret Anggaran Mobil Dinas, Alihkan Rp10 Miliar untuk Lunasi Tunggakan BPJS

BACA JUGA:27 Nama Lolos Seleksi JPTP Muara Enim, Tunggu Rekomendasi BKN

Meski jumlah sumur melimpah, tingkat produksi belum sebanding. Sebagian besar masih dikelola dengan cara tradisional oleh masyarakat. Data dari Polda Sumsel menunjukkan, satu sumur rakyat rata-rata menghasilkan 2–3 barel per hari. Namun, angka ini tidak konsisten. Ada hari sumur mengalir, ada pula hari-hari panjang ketika produksi berhenti total.

“Potensinya besar, tapi tanpa pengelolaan yang profesional, negara kehilangan peluang penerimaan. Padahal jika ditata baik, manfaatnya akan sangat besar,” ungkap Haitami Hakim Pulungan, Kepala Seksi Migas ESDM Sumsel.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah pusat menerbitkan Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Regulasi tersebut menjadi payung hukum pengelolaan ribuan sumur rakyat yang sebelumnya berjalan tanpa kepastian. Aturannya mencakup peningkatan produktivitas, standar keselamatan kerja, hingga perlindungan lingkungan.

Bupati Muba, HM Toha, menyambut langkah ini dengan serius. Ia menegaskan bahwa kepentingannya kini bukan sekadar menjaga tradisi sebagai “tauke minyak”, tetapi lebih pada memastikan masyarakat mendapat manfaat ekonomi yang nyata.

BACA JUGA:Gubernur Cup 2025 Siap Digelar di Sumsel: Jadi Ajang Prestasi, Sport Tourism, dan Penggerak Ekonomi Daerah

BACA JUGA:Bacalon Bupati Muara Enim 2024 Laporkan Pasangannya ke Polisi: Kasus Penipuan, Rp 850 Juta Raib Tanpa Jejak

“Kami sudah lakukan inventarisasi. Ada lebih dari 20 ribu sumur rakyat di Muba dan semuanya telah dilaporkan ke Kementerian ESDM,” ujarnya.

Dalam penerapannya, pemerintah daerah membuka peluang bagi berbagai pihak untuk ikut mengelola, mulai dari BUMD, koperasi, hingga UMKM. BUMD Petro Muba bahkan sudah siap melangkah cepat karena telah memenuhi seluruh persyaratan. Sementara koperasi dan UMKM diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri agar bisa berperan dalam rantai produksi energi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER