Investasi ke Sumsel Capai Rp26,39 Triliun

Investasi ke Sumsel Capai Rp26,39 Triliun di Semester Pertama 2025, Target RPJMD Terpenuhi 62 Persen. Foto: ist--

PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan penerimaan investasi sebesar Rp26,39 triliun pada semester pertama tahun 2025. 

Angka ini setara dengan 62 persen dari target total investasi yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025 senilai Rp42,5 triliun.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel, Eko Agusrianto, menyatakan bahwa capaian ini menunjukkan progres yang signifikan dalam memenuhi target tahunan.

“Hingga semester pertama, realisasi investasi telah mencapai 62 persen dari target RPJMD sebesar Rp42,5 triliun,” ujar Eko, Senin (1/9/2025).

Meski demikian, jika dibandingkan dengan target investasi nasional sebesar Rp78,85 triliun, capaian Sumsel baru mencapai sekitar 33,47 persen. “Secara nasional, kontribusi Sumsel belum sampai setengah dari target,” tambahnya.

Berdasarkan data penanam modal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi wilayah yang menyerap investasi Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar, yakni Rp4,61 triliun atau sekitar 55,3 persen dari total PMA di Sumsel. Sebagian besar investasi ini berasal dari ekspansi pabrik OKI Pulp and Paper, termasuk pembangunan fasilitas pabrik tisu tahap II dan III.

Eko menjelaskan, sektor industri kertas dan percetakan menjadi kontributor utama PMA dengan nilai Rp4,59 triliun. Disusul sektor ketenagalistrikan, gas, dan air senilai Rp1,84 miliar, industri makanan Rp557 miliar, transportasi dan telekomunikasi Rp352 miliar, serta industri kayu Rp276 miliar.

Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tertinggi tercatat di Kota Palembang, mencapai Rp6,8 triliun atau 37,67 persen dari total PMDN. Mayoritas investasi tersebut berasal dari pembangunan Pabrik Pusri IIIB yang masih dalam tahap konstruksi.

Dari sisi sektor, PMDN paling banyak diarahkan ke pertambangan (Rp4,62 triliun), industri kimia dan farmasi (Rp3,58 triliun), serta jasa lainnya (Rp2,42 triliun). Sub-sektor lain mencakup tanaman pangan dan peternakan senilai Rp2,21 miliar serta industri makanan Rp976 miliar.

Negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Sumsel antara lain Singapura (Rp5,17 triliun), Tiongkok (Rp1,64 triliun), Malaysia (Rp567 miliar), Inggris (Rp229 miliar), dan Jepang (Rp229 miliar). Data ini diperoleh melalui pelaporan dari pelaku usaha melalui sistem resmi yang tersedia.

Eko menambahkan, peningkatan investasi di Sumsel juga didukung oleh kepatuhan pelaku usaha dalam melaporkan kegiatan usahanya, yang meningkat dari 10.048 pelaku usaha pada 2024 menjadi 16.192 pada 2025.

Realisasi investasi semester pertama ini juga telah menciptakan 32.403 lapangan kerja baru bagi masyarakat.(*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER