Serangan Jantung Tak Lagi Menunggu Usia Senja, Generasi Muda dalam Ancaman!

Serangan Jantung Tak Lagi Menunggu Usia Senja, Generasi Muda dalam Ancaman! --
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Selama bertahun-tahun, penyakit jantung sering kali dianggap sebagai "penyakit orang tua"—sebuah ancaman kesehatan yang seolah hanya menghantui mereka yang telah menginjak usia lanjut, rambut memutih, dan langkah yang mulai pelan.
Gambaran klasik seorang kakek yang tiba-tiba memegangi dadanya karena nyeri mendadak, atau seorang nenek yang jatuh pingsan karena serangan jantung, telah tertanam kuat dalam kesadaran kolektif kita.
Namun, zaman telah berubah. Kini, ancaman itu tidak lagi mengenal batas usia. Justru kelompok usia produktif, bahkan remaja akhir hingga dewasa muda, kini mulai masuk dalam daftar yang rentan terhadap penyakit mematikan ini.
Di tengah kehidupan modern yang penuh kecepatan, tekanan, dan tuntutan serba instan, penyakit jantung diam-diam menyusup ke dalam kehidupan anak-anak muda. Ia tidak datang dengan dentang lonceng atau tanda peringatan keras.
BACA JUGA:Buruan Lamar! RS Fadhilah Buka Rekrutmen Dokter Umum dengan STR Aktif
BACA JUGA:Waspada! Risiko Kesehatan Mengintai di Balik Kelezatan Kulit Ayam
Ia datang pelan, kadang nyaris tak terasa, menyamar sebagai kelelahan biasa, mual, atau nyeri otot ringan. Dan yang lebih mengkhawatirkan—ia datang saat orang-orang muda merasa berada di puncak vitalitas mereka.
Banyak generasi muda merasa tubuh mereka masih dalam kondisi prima. Mereka bisa begadang semalaman untuk mengejar deadline, makan tanpa memperhatikan kandungan gizi, minum kopi hingga larut malam, lalu tetap beraktivitas keesokan harinya tanpa masalah.
Perasaan tak terkalahkan itu membuat mereka merasa aman. Namun, catatan medis kini menunjukkan tren yang mengejutkan: peningkatan signifikan kasus serangan jantung di kalangan usia 20 hingga 40 tahun. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah sinyal bahaya yang nyata.
Penyebabnya pun bukan misteri. Gaya hidup modern memberikan ‘paket lengkap’ faktor risiko penyakit jantung: konsumsi makanan cepat saji tinggi lemak dan garam, minimnya aktivitas fisik, kebiasaan begadang, stres yang terus-menerus menghantui, serta konsumsi zat adiktif seperti rokok dan vape.
BACA JUGA:Waspada! Badan Sering Lemas Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius
BACA JUGA:Puskesmas Karang Raja Hadirkan 5 Klaster Layanan Unggulan, Komitmen Tingkatkan Kesehatan Masyarakat
Rokok, yang dahulu mungkin identik dengan generasi tua, kini menjelma jadi gaya hidup baru yang dianggap keren oleh sebagian anak muda. Padahal, nikotin dan zat kimia lainnya secara langsung merusak pembuluh darah, mempercepat proses aterosklerosis—penyumbatan arteri yang memicu serangan jantung.
Ironisnya, mereka yang tampak bugar pun tidak luput dari ancaman. Tak sedikit atlet muda atau pecinta olahraga yang kolaps secara tiba-tiba karena kelainan jantung yang tak pernah mereka sadari.