Di Tengah Tsunami Deepfake, Vida Buka Sekolah Anti-Penipuan

Ilustrasi Penipuan Telekomunikasi --Foto: freepik
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Di era ketika kecanggihan kecerdasan buatan (AI) tak hanya membawa kemajuan, tetapi juga membuka pintu bagi pelaku kejahatan siber, masyarakat kini dihadapkan pada ancaman penipuan digital yang semakin kompleks. Menyadari urgensi ini, perusahaan identitas digital Vida memperkenalkan Where’s The Fraud Hub, sebuah gerakan edukatif untuk melindungi publik dari manipulasi berbasis AI.
Founder & Group CEO Vida, Niki Luhur, menggarisbawahi bahwa penipuan digital telah berevolusi ke level yang mengkhawatirkan. Dari rekayasa sosial (social engineering) hingga pemalsuan dokumen dan deepfake, semuanya kini bisa dilakukan hanya bermodal algoritma canggih.
“Penyalahgunaan AI bisa menghancurkan bukan cuma secara finansial, tapi juga reputasi. Maka dari itu, kami menciptakan solusi yang tidak hanya pintar, tapi juga membangun kesadaran publik,” ujar Niki dalam peluncuran program di Kembang Goela, Jakarta Selatan (24/7/2025).
Berdasarkan data internal Vida, lebih dari 84% bisnis di Indonesia telah menjadi korban pencurian identitas digital. 96% pernah menghadapi dokumen palsu, dan 97% mengalami upaya peretasan akun.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menunjukkan fakta serupa: lebih dari 166 ribu kasus penipuan finansial terjadi dengan total kerugian menembus Rp3,4 triliun. Sebagian besar berkedok mengatasnamakan OJK atau terjadi di lingkungan ASN.
“Kadang hanya karena satu klik link palsu atau salah kirim OTP, tabungan bisa lenyap seketika,” jelas Niki.
Apa Itu Where’s The Fraud Hub?
Inisiatif ini merupakan “markas besar” edukasi anti-penipuan digital yang disusun Vida dengan pendekatan multi-dimensi. Beberapa kontennya meliputi:
-
White paper dan e-book berbasis riset tren penipuan AI.
-
Studi kasus kolaboratif antara Vida dan industri dalam menangkal fraud.
-
Video edukatif yang dikaitkan dengan momen nasional dan kampanye konsumen.
-
Platform tanda tangan digital Vida Sign untuk menjamin keabsahan dokumen hukum.
Selain itu, Vida juga memperkenalkan Vida Identity Stack, sistem pertahanan digital yang diklaim mampu menurunkan risiko penipuan identitas hingga 99,9%. Salah satu andalannya, Magic Scan, bisa memverifikasi keaslian dokumen seperti invoice secara real-time.
“Setelah dipindai, dokumen langsung tervalidasi dan diamankan dengan kriptografi, sehingga mustahil dimanipulasi,” ujar Niki.
Teknologi Masuk MRT & Agenda Besar 2025
Kampanye Magic Scan kini bahkan sudah bisa ditemukan di stasiun MRT Blok M, berkat kolaborasi Vida dengan Whitewater Journal. Sementara itu, dua agenda besar tengah dipersiapkan:
-
Where’s The Fraud Conference 2025 (September)
-
Trust X Forum 2025 – ajang strategis antara regulator, pelaku usaha, dan pakar keamanan digital
“Melawan penipuan digital bukan cuma soal teknologi. Edukasi dan kolaborasi adalah pilar utamanya,” tutup Niki.