Pasca Coretax, Pendapatan Negara Sumsel Melejit – Ekspor CPO Jadi Andalan

Pasca Coretax, Pendapatan Negara Sumsel Melejit – Ekspor CPO Jadi Andalan--
PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS COM– Setelah penerapan sistem administrasi perpajakan berbasis teknologi terbaru, Coretax, realisasi penerimaan pajak di Provinsi Sumatera Selatan hingga Maret 2025 tercatat mencapai Rp2,43 triliun. Angka ini mewakili 16 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan pertumbuhan bersih sebesar 9,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penerimaan ini terutama ditopang oleh peningkatan pembayaran masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sektor perkebunan, terutama kelapa sawit dan karet. Selain itu, penyesuaian dalam perpindahan penerimaan dari wajib pajak sebagai dampak dari penerapan sistem Coretax juga memberikan kontribusi signifikan.
“Kami mencatat pertumbuhan positif, termasuk dari dampak migrasi data wajib pajak pasca Coretax,” jelas Agus Yulianto, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sumsel, dalam konferensi persnya.
Kinerja PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mengalami peningkatan sebesar 19,5 persen, seiring dengan pulihnya aktivitas ekonomi daerah. Sementara itu, penerimaan dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) juga menunjukkan lonjakan signifikan hingga 34,3 persen.
BACA JUGA:Dispensasi Pajak Kendaraan di Sumsel, Bebas Denda untuk Jatuh Tempo 28 Maret–7 April
BACA JUGA:Libur Lebaran, Pajak Kendaraan Prabumulih Bisa Dibayar Tanpa Denda
Informasi ini dipaparkan dalam rapat pleno Forum Asset and Liability Committee (ALCo) Sumsel, yang melibatkan seluruh satuan kerja vertikal Kemenkeu di wilayah tersebut.
Dari sisi lain, penerimaan negara dan alokasi belanja Transfer ke Daerah (TKD) juga mengalami perkembangan positif. Pertumbuhan ini diperkuat oleh peningkatan penerimaan pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Khusus penerimaan kepabeanan dan cukai, tercatat pertumbuhan tajam sebesar 189,34 persen secara tahunan (year-on-year), yang didorong oleh naiknya realisasi bea keluar dari ekspor produk CPO (minyak sawit mentah) dan turunannya. Peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) dibanding periode yang sama tahun lalu juga turut mendorong capaian ini.
Sampai Maret 2025, realisasi penerimaan cukai mencapai Rp187,80 miliar atau 72,76 persen dari target tahunan. Sementara itu, total pendapatan negara yang telah terealisasi sebesar Rp3,31 triliun, atau 18,53 persen dari target nasional, tumbuh sebesar 7,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Hapus Pajak Kendaraan 2024 ke Belakang, Netizen:
BACA JUGA:Samsat Prabumulih Dispensasi Pajak Kendaraan Mati: Libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025
Penerimaan dari PNBP tercatat sebesar Rp697,14 miliar atau setara dengan 28,98 persen dari target. Di dalamnya, pendapatan dari Badan Layanan Umum (BLU) menyumbang Rp400,21 miliar (20,86% dari target), sedangkan PNBP Lainnya menyumbang Rp296,93 miliar (60,97% dari target). Termasuk di dalamnya pendapatan dari aset negara, piutang, serta lelang sebesar Rp18,54 miliar atau 34,76% dari target.
Sementara itu, belanja negara juga menunjukkan kinerja yang baik dengan realisasi sebesar Rp10,20 triliun, setara 20,75 persen dari total pagu anggaran. Komponen belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2,53 triliun (16,28% dari pagu), dan Transfer ke Daerah yang meningkat sejak awal tahun, mencapai Rp7,67 triliun (22,82% dari pagu).