Prabowo Longgarkan Impor, Pemerintah Jamin Petani Tak Tersisih

Prabowo Longgarkan Impor, Pemerintah Jamin Petani Tak Tersisih--

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan bahwa rencana penghapusan sistem kuota impor tidak akan mengurangi komitmen pemerintah dalam melindungi petani dan peternak dalam negeri.

Arief menegaskan bahwa kebijakan impor hanya akan diberlakukan pada komoditas yang produksinya belum mampu mencukupi kebutuhan nasional.

"Impor hanya dilakukan untuk komoditas yang belum cukup tersedia di dalam negeri, seperti daging. Produksi lokal belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan nasional," ujar Arief, Selasa (15/4).

Ia juga meluruskan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penghapusan kuota bukan berarti membuka keran impor secara bebas, melainkan untuk memperluas akses bagi lebih banyak pelaku usaha agar tidak dimonopoli oleh segelintir pihak.

BACA JUGA:Bupati OKI Usulkan Eks RMU Jadi Gudang Bulog Demi Serap Gabah Petani

BACA JUGA:Jaga Produktivitas Petani, Pusri Amankan Stok Pupuk Bersubsidi

“Tujuan Presiden adalah agar sistemnya lebih terbuka dan transparan. Neraca komoditas sudah tersedia sebagai acuan, jadi tidak semua barang bisa diimpor seenaknya,” jelasnya.

Menurut data Bapanas, kebutuhan daging ruminansia seperti sapi dan kerbau tahun ini diproyeksikan mencapai 766,9 ribu ton. Sementara, total pasokan yang tersedia dari stok awal dan produksi dalam negeri hanya 617,3 ribu ton, sehingga masih terdapat kekurangan.

Kebutuhan impor juga tercatat pada komoditas seperti kedelai dan bawang putih. Kedelai, misalnya, hanya tersedia sekitar 392 ribu ton, sedangkan permintaan nasional mencapai 2,6 juta ton. Demikian pula bawang putih, yang produksinya sangat terbatas di angka 23 ribu ton, dibanding kebutuhan tahunan sebesar 622 ribu ton.

Meski begitu, Arief menekankan bahwa produksi dalam negeri tetap menjadi prioritas utama dalam kebijakan pangan nasional.

BACA JUGA:Harga Karet di OKU Naik, Tapi Petani Keluhkan Produksi yang Merosot

BACA JUGA:Petani Sumsel Merugi! Gubernur Herman Deru Desak Bulog Beli Gabah Sesuai HPP

“Kami selalu mengedepankan hasil produksi nasional. Jika masih kurang, barulah kita pertimbangkan impor sebagai solusi terakhir,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa Presiden mempertimbangkan pentingnya menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (trade balance), sekaligus terus mendorong peningkatan produktivitas dalam negeri untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER