Harga Karet di OKU Naik, Tapi Petani Keluhkan Produksi yang Merosot

Harga Karet di OKU Naik, Tapi Petani Keluhkan Produksi yang Merosot--

BATURAJA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, harga getah karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengalami kenaikan. Namun, kenaikan ini tidak diiringi dengan peningkatan produksi, yang justru turun hingga 50 persen dibandingkan kondisi normal.

Saat ini, harga karet di Kabupaten OKU untuk penjualan dua mingguan mencapai Rp15.500 per kilogram, sementara untuk penjualan mingguan masih berada di angka Rp14.000 per kilogram. Adapun untuk sistem penjualan bulanan, harga berada di kisaran Rp16.500 per kilogram. Harga-harga ini berlaku untuk wilayah hulu, seperti Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Semidangaji serta sekitarnya.

Di sisi lain, harga karet di kawasan hilir seperti Kecamatan Peninjauan mengalami perubahan sejak awal Januari. Untuk penjualan mingguan, harga naik menjadi Rp11.800 per kilogram. Sedangkan untuk sistem dua mingguan, harga meningkat Rp500 menjadi Rp13.500 per kilogram. Sementara itu, harga bulanan mengalami sedikit penurunan, kini berada di angka Rp16.500 per kilogram.

Mardani (56), seorang petani karet di OKU, mengungkapkan bahwa harga karet di Peninjauan umumnya lebih rendah dibandingkan wilayah Ulu. Pada bulan sebelumnya, harga mingguan masih di angka Rp11.500 per kilogram dan kini naik Rp300 menjadi Rp11.800 per kilogram. Sementara harga dua mingguan tetap di angka Rp13.500 per kilogram, begitu juga dengan harga bulanan yang masih bertahan di Rp16.500 per kilogram.

BACA JUGA:Harga Karet di Prabumulih Terbilang Stabil

BACA JUGA:6 Kabupaten Penyokong Utama Perkebunan Karet Sumsel

Sementara itu, di wilayah Ulu seperti Semidangaji dan Lengkiti, harga karet mingguan yang sebelumnya Rp13.500 per kilogram naik menjadi Rp14.000 per kilogram di bulan Maret ini. Harga dua mingguan yang sebelumnya Rp14.700 per kilogram juga mengalami kenaikan Rp800 menjadi Rp15.500 per kilogram. Sedangkan harga bulanan yang pada awal tahun masih di Rp16.000 per kilogram, kini naik Rp500 menjadi Rp16.500 per kilogram.

Meskipun terjadi fluktuasi harga, secara umum harga getah karet di tingkat petani masih cukup stabil sejak tahun 2024 lalu, berkisar antara Rp12.500 hingga Rp15.000 per kilogram. Kondisi ini membuat petani lebih tenang, meskipun belum sepenuhnya menggembirakan karena hasil panen getah karet yang semakin berkurang.

Menurut Mardani, tanaman karet tetap menjadi andalan masyarakat sejak dulu karena dianggap cocok untuk ditanam di wilayah OKU yang dikenal sebagai Bumi Sebimbing Sekundang. Namun, tantangan bagi petani semakin berat karena selain musim yang tidak menentu, produksi getah karet juga menurun drastis.

BACA JUGA:Produksi Menurun Akibat Hujan, Harga Karet di OKI Tembus Rp31.684 per Kilogram

BACA JUGA:Modus Penipuan Limbah Karet: Warga OKU Timur Kehilangan Rp15 Juta

Ridwan, seorang petani lainnya, mengungkapkan bahwa biasanya ia bisa menimbang hingga 6 keping (sekitar 300 kg), tetapi kini bahkan untuk mendapatkan 3 keping pun sangat sulit.

Selain itu, para petani juga merasa khawatir dengan ancaman kebakaran lahan yang terus mengintai, terutama saat musim kemarau tiba.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER