USD Dorong Akademisi Berperan Aktif dalam Dinamika Politik Indonesia

Ki-Ka: Rektor USD Albertus Bagus Laksana SJ, Ph.D, bersama para pembicara: Dr. Haryatmoko SJ, Dr. Arie Sudjito, Aria Bima dan moderator, Paulus Sarwoto Ph.D. Foto dok. USD--

Di sisi lain, partisipasi juga sangat lemah karena kedaulatan hanya menutupi realitas pertarungan kekuasan di antara kelompok tertentu dan partai politik. 

“Uang jadi penentu sehingga rentan terhadap praktik korupsi di semua lini. Maka perlu usaha penguatan demokrasi dengan menciptakan masyarakat yang kompeten, yang punya sikap politik berdasarkan informasi yang memadai, menyadari hak dan kewajibann,” paparnya.

Haryatmoko berpendapat tatanan masyarakat yang kompeten dapat diwujudkan melalui beberapa cara dengan metode kartu pelaporan warga, seperti tentang tingkat kepuasan kinerja atau memberikan indikasi adanya perilaku koruptif serta mendesain standar kinerja. 

“Membentuk masyarakat yang kompeten memang sulit karena tidak hanya berhenti dalam diskusi, tetapi harus dilaksanakan sehingga bisa berpartisipasi aktif untuk penyelenggaraan pemilu yang baik,” tuturnya.

BACA JUGA:Kemendikbudristek Restorasi Sederet Film Lawas, Kali Dr. Samsi

Wakil Ketua Komisi VI DPR R1 2019-2024 Aria Bima mengajak para peserta untuk melihat kembali bahwa politik tidak bisa dilihat hanya dari orientasi politik praktis. 

Perguruan tinggi perlu mempunyai orientasi politik, karena politik merupakan suatu jalan mulia menuju kekuasaan yang mampu mewujudkan tatanan yang ideal. Demokrasi melalui pemilihan umum, masih merupakan tatanan yang ideal, yang paling pas saat ini.

"Memang belum sempurna, dan di situlah peran perguruan tinggi serta para akademisi untuk berkontribusi menjalankan fungsi," ucapnya.

Acara ini mendapat tanggapan baik dari para dosen USD karena kontekstual dan aktual dalam situasi saat ini.

Agustinus Tri Kristanto, salah satu pengajar di Program Studi Akuntansi menilai seminar ini sangat berguna bagi para pengajar karena membuka cakrawala baru. 

"Seminar ini memberikan banyak pandangan tentang politik karena sebagai warga negara harus berpolitik secara sehat dan tidak apatis” ungkap Agustinus.

Hal senada juga diungkapkan oleh Catharina Brameswari, dosen Program Studi Bahasa Inggris. Apa yang didapatkan hari ini tentu bisa menjadi referensi bahan mengajar di fakultas. 

"Saya dari Fakultas Sastra, ke depannya bisa mencoba mengaitkan isu-isu yang ada dalam sastra dengan isu-isu dalam politik dan ini tentu menjadi suatu pandangan baru bagi mahasiswa” pungkasnya. (jpnn.com)

Tag
Share
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER