Ancaman Buaya Liar di Sungai Jalur 23, Warga Desa Tirta Mulia Minta BKSDA Turun Tangan

Ancaman Buaya Liar di Sungai Jalur 23, Warga Desa Tirta Mulia Minta BKSDA Turun Tangan--Sumeks

KAYUAGUNG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Keberadaan buaya liar di Sungai Jalur 23, Desa Tirta Mulia, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi perhatian serius bagi masyarakat setempat. Meskipun tidak pernah mengganggu langsung, buaya-buaya tersebut menimbulkan rasa takut di kalangan warga yang khawatir akan potensi ancaman.

Bulan Desember, yang merupakan periode pasang surut air sungai, membuat buaya-buaya ini sering terlihat naik ke tanggul-tanggul. Warga khawatir bahwa hewan-hewan tersebut bisa memangsa ternak seperti ayam atau bahkan mengancam keselamatan mereka.

Melihat kondisi ini, Kepala Desa Tirta Mulia, Muhais, meminta agar pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) turun tangan untuk mengamankan habitat buaya-buaya tersebut. "Jumlah buaya di Sungai Jalur 23 cukup banyak, sekitar 50 ekor, dengan berbagai ukuran," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, sebuah video yang menampilkan buaya berukuran besar, sekitar 4-5 meter, yang muncul ke permukaan setelah dilempar batu oleh warga, menjadi viral di media sosial. Meskipun buaya tersebut sering terlihat, Muhais menyatakan bahwa sejauh ini belum ada warga yang menjadi korban serangan.

BACA JUGA:DKPP Putuskan Pelanggaran Kode Etik oleh KPU dan Bawaslu Musi Rawas

BACA JUGA:Kejari Muara Enim Sita Barang Bukti Korupsi Dana Desa Petanang

Ia menjelaskan bahwa buaya-buaya ini sudah lama ada di Sungai Jalur 23, yang menjadi habitat mereka sejak tahun 1982, seiring berdirinya Desa Tirta Mulia. Biasanya, buaya-buaya ini muncul pada malam hari, sementara siang hari mereka bersembunyi di dalam air.

Sungai Jalur 23 digunakan oleh warga untuk transportasi, terutama untuk mengangkut hasil kelapa sawit ke pabrik di Desa Rengas Abang. Namun, warga diingatkan untuk tidak menggangu habitat buaya, seperti yang terjadi baru-baru ini ketika beberapa orang melempar batu ke dalam sungai, memicu reaksi buaya.

Kepala Desa juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan. "Kami minta masyarakat untuk selalu berhati-hati dan tidak mengganggu buaya, karena mereka bisa menjadi agresif," tegasnya.

Sementara itu, Kapolsek Air Sugihan, Iptu Belky Framulia, mengonfirmasi bahwa peristiwa viral tersebut terjadi pada 6 Desember 2024. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada ketika beraktivitas di sekitar sungai. Pihak kepolisian juga telah memasang spanduk peringatan agar warga menjaga jarak dari buaya-buaya tersebut, demi keselamatan bersama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER