PGRI: Kembalikan Ujian Nasional dengan Pendekatan Baru yang Lebih Efektif

PGRI Kembalikan Ujian Nasional dengan Pendekatan Baru yang Lebih Efektif--Istimewa

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) berpendapat bahwa Ujian Nasional (UN) masih diperlukan di satuan pendidikan sebagai standar minimum bagi pencapaian peserta didik, dengan catatan harus ada perbaikan dalam konsepnya.

Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, menyampaikan, “Mungkin namanya bisa diubah, dan formatnya tidak perlu sama seperti UN yang dilaksanakan sebelum Nadiem Makarim menjabat sebagai Mendikbudristek. Namun, kami percaya ujian itu tetap penting.”

Unifah menegaskan bahwa pelaksanaan UN penting untuk mempersiapkan siswa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Ia menekankan bahwa konsep dan teknis pelaksanaan ujian perlu dikaji oleh para ahli. Selain itu, penyelenggara ujian juga harus melibatkan tim independen dari luar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

“Kami siap berkontribusi. Kami memiliki ahli yang dapat diajak berdiskusi mengenai mata pelajaran yang akan diujikan serta formatnya,” tambahnya.

BACA JUGA:Polda Riau Berhasil Gagalkan Keberangkatan PMI Ilegal Menuju Malaysia

BACA JUGA:Pertamina Umumkan Direksi dan Komisaris Baru

Ia mengakui adanya kritik terkait banyaknya mata pelajaran yang dinilai, yang dinilai tumpang tindih. Oleh karena itu, dalam konsep UN yang baru, dapat dipilih beberapa mata pelajaran yang dijadikan indikator untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendekatan yang diambil juga harus mempertimbangkan aspek psikologis siswa dan orang tua agar mereka tidak merasa stres atau cemas dalam mencapai standar tertentu.

Unifah menegaskan bahwa pemilihan mata pelajaran yang diujikan harus didasarkan pada kajian para ahli. Dia juga menekankan pentingnya adanya kemauan politik untuk mengembalikan UN.

Sebelumnya, pada tahun 2021, UN dihapus dan digantikan oleh Asesmen Nasional (AN), yang tidak digunakan sebagai penentu kelulusan, melainkan untuk mengukur kualitas pendidikan melalui asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan lingkungan belajar.

BACA JUGA:Lidia Rasakan Manfaat Jaringan Luas ATM BRI Hingga ke Tengah Perkebunan Sawit di Seluma

BACA JUGA:Tiga Kali jadi Debitur KUR BRI sangat Membantu Usaha Angsuran Terjangkau

Unifah menilai sistem Asesmen Nasional di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim kurang efektif dalam meningkatkan kualitas siswa. Dia mencatat fenomena di mana siswa dapat naik kelas meskipun belum memiliki kemampuan baca-tulis yang baik.

“UN yang akan datang tidak harus sama persis dengan yang sebelumnya. Biarkan para ahli yang merumuskan pendekatan yang tepat. Pendekatan saat ini mungkin membuat anak-anak merasa takut dan stres, padahal ujian seharusnya menjadi ukuran apakah mereka sudah mencapai standar, bukan sekadar untuk kelulusan,” ungkap Unifah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER