CEO Olympus Diberhentikan Terkait Dugaan Pembelian Obat Terlarang
Stefan Kaufmann, mantan CEO Olympus. Foto: Dok. Yomiuri Shimbun--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Perusahaan Olympus, yang pernah dikenal luas sebagai produsen kamera mirrorless, telah memecat CEO mereka, Stefan Kaufmann, setelah muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam pembelian obat-obatan terlarang. Kaufmann, yang berkewarganegaraan Jerman, baru saja menjabat sebagai CEO sejak April, menggantikan Yasuo Takeuchi. Tugas utamanya adalah memperluas bisnis peralatan medis Olympus.
Kabar ini berdampak pada saham Olympus yang turun 6%, dan Takeuchi kini kembali memimpin perusahaan. "Setelah menerima laporan bahwa Stefan Kaufmann membeli obat-obatan terlarang, Olympus, setelah berkonsultasi dengan penasihat hukum, langsung melakukan investigasi," kata pihak Olympus dalam pernyataannya. Dewan Direksi sepakat bahwa Kaufmann mungkin melakukan pelanggaran terhadap kode etik global dan nilai utama perusahaan.
Olympus juga melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian, yang langsung menggeledah kediaman Kaufmann pada Juni lalu, meskipun tak ditemukan bukti obat-obatan terlarang di lokasi tersebut.
Kaufmann telah bekerja selama 20 tahun di Olympus dan baru diangkat menjadi CEO setelah perusahaan menerima peringatan dari Food and Drug Administration (FDA) terkait pelanggaran regulasi sistem produk medis endoskop dan aksesorinya. Sejak 2020, Olympus telah menjual divisi kameranya ke Japan Industrial Partners (JIP), yang kemudian membentuk OM Digital Solutions untuk menjalankan bisnis tersebut.
BACA JUGA:Telkom Perkenalkan Strategi Baru untuk Digitalisasi UMKM, Bikin Bisnis Lebih Cuan dan Efisien
Divisi imaging Olympus hanya bagian kecil dari bisnis mereka, yang kini lebih berfokus pada peralatan medis. Olympus telah mencoba mengatasi penurunan pasar kamera akibat persaingan dengan teknologi kamera ponsel, tetapi akhirnya memilih untuk menjual bisnis ini. JIP berencana melanjutkan pengembangan produk kamera Olympus dengan brand seperti OM-D dan Zuiko, mirip dengan yang mereka lakukan pada bisnis Vaio dari Sony.