Satelit Buatan Boeing Mendadak Hancur di Luar Angkasa
Ilustrasi satelit Boeing. Foto: Jalopnik--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Sebuah satelit yang diproduksi oleh Boeing mendadak meledak di luar angkasa, memberikan pukulan tambahan bagi perusahaan kedirgantaraan tersebut yang sedang menghadapi berbagai masalah.
Satelit tersebut, IS-33e, dimiliki dan dioperasikan oleh Intelsat, sebuah operator satelit asal Amerika Serikat. Satelit ini beroperasi di orbit geostasioner dan bertugas menyediakan layanan telekomunikasi, penyiaran, serta layanan lainnya bagi pelanggan di Bumi. Namun, pada 19 Oktober lalu, terjadi anomali yang menyebabkan satelit tersebut hancur secara tiba-tiba.
Insiden ini merupakan peristiwa terbaru yang mencoreng reputasi Boeing, yang sebelumnya juga terpuruk akibat serangkaian insiden terkait pesawat 737 Max. Bahkan di sektor antariksa, pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing juga dikritik karena dinilai tidak cukup aman untuk mengembalikan dua astronot dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka telah mendeteksi sekitar 20 serpihan dari satelit yang hancur tersebut dan terus memantau perkembangan di orbit. Intelsat mengonfirmasi bahwa pelanggan yang menggunakan layanan dari satelit itu telah dialihkan ke satelit lain yang dioperasikan oleh pihak ketiga.
BACA JUGA:China Berhasil Luncurkan Satelit Internet Saingi Starlink
“Kami bekerja sama dengan produsen satelit, Boeing, serta instansi pemerintah terkait untuk menganalisis data dan pengamatan lebih lanjut. Sebuah dewan peninjau telah dibentuk untuk melakukan analisis menyeluruh mengenai penyebab anomali ini,” kata perwakilan Intelsat.
Satelit IS-33e sebelumnya sempat mengalami kendala teknis pada pendorong utamanya, yang menyebabkan peluncurannya tertunda pada Januari 2017. Masalah tambahan terkait pendorong satelit selama pengujian di orbit juga mempersingkat masa operasional satelit tersebut.
Selain masalah di sektor antariksa, Boeing juga tengah menghadapi aksi mogok yang melibatkan lebih dari 30.000 pekerja di divisi pembuatan pesawat komersialnya. Saat ini, para pekerja sedang melakukan voting untuk menanggapi tawaran terbaru Boeing, yang mencakup kenaikan gaji sebesar 35% dalam empat tahun ke depan.