PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Setelah lama dinanti oleh masyarakat Kota Prabumulih. Akhirnya Normalisasi Sungai Kelekar, mulai dilaksanakan.
Pantauan Prabumulih Pos, normalisasi Sungai Kelekar susah berlangsung sejak beberapa hari ini. Alat berat mulai diterjunkan di Sungai Kelekar tepatnya di RT 6 RW 4 kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan Kota Prabumulih.
Setidaknya ada 1 unit alat berat dikerahkan melakukannya pengerukan. "Alhamdulillah akhirnya dikeruk juga sungai kelekar, kami khususnya yang tinggal di pinggir sungai sangat senang," kata Warsiah, Selasa 8 Oktober 2024.
Senada disampaikan Rukmini, dengan dilakukan normalisasi diharapakan banjir di Sungai Kelekar bisa teratasi. Tak hanya itu, tanah pinggiran sungai yang sering terbis tak lagi dikhawatirkan oleh warga.
BACA JUGA:Pokdakan dan KUB Terima Bantuan; Hasil Lobi DKP ke Provinsi Sumsel
BACA JUGA:Suami Istri Asal Prabumulih, Raih Medali Emas dan Perak di PEPARNAS XVII Solo
"Selama ini sangat khawatir saat hujan turun, tanah selalu terbis dan takut kalau sampai ke rumah karena jaraknya semakin dekat," imbuhnya.
Dede Suhendra warga lainnya juga bersyukur, normalisasi sungai Kelekar bisa terealisasi. Betapa tidak, sudah sejak kami normalisasi dinanti.
"Sudah bertahun tahun menunggu, Alhamdulillah tahun ini kawasan Kelekar di dekat rumah dinormalisasi. Semoga makin aman dari banjir, apalagi ini sebentar lagi musim hujan. Sangat khawatir akan banjir," tuturnya.
Kepala Dinas PUPR Pemkot Prabumulih, H. Beni Akbari, melalui Kabid Program Dinas PUPR, Virza Anggi, menyebutkan Proyek normalisasi ini akan dilakukan di empat kecamatan.
BACA JUGA:Perdana Ngantor DPRD Kota Prabumulih Langsung Paripurna, Umumkan Nama Pimpinan
BACA JUGA:Sungai Kelekar Segera Dinormalisasi: Pj Wako Prabumulih Bahas Izin ke Balai Besar Wilayah Sungai
Adapun empat kecamatan tersebut yakni Prabumulih Barat, Prabumulih Timur, Prabumulih Selatan, dan Cambai, dengan total dana mencapai Rp38 miliar yang bersumber dari dana bantuan gubernur (Bangub) 2024.
Proses normalisasi akan dilakukan sepanjang Sungai Kelekar di keempat kecamatan tersebut. Anggi menjelaskan bahwa pembangunan talud akan difokuskan pada titik-titik tertentu yang memiliki risiko longsor.
"Kami bertujuan untuk mengatasi pendangkalan tanpa memperluas area, sehingga tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat, mengingat banyaknya bangunan dan rumah warga di sekitar sungai," tutupnya.(*)