KB Implan di Kota Prabumulih Over Target, Akseptor KB Vasektomi "Pecah Telur"
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM- Amino masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kota Prabumulih makin tinggi.
Hal itu seperti disampaikan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Prabumulih Eti Agustina SKM MSi.
Disampaikan Eti - begitu disapa - dari metode MKJP tersebut KB Implan paling diminati bahkan over target dari target setiap tahun yakni 500 akseptor.
"Implan paling banyak diminati, saat ini sudah lebih dari target," katanya menuturkan tahun lalu, DP2KBP3A berhasil melebihi target pemasangan KB implan, dengan total 684 pemasangan dari target 500.
BACA JUGA:Jabatan Penting Dinas Kesehatan Prabumulih
BACA JUGA:Segera Daftar! RS Pertamina Prabumulih Buka Lowongan Kerja Posisi Dokter Umum
Lebih lanjut Eti menyampaikan, saat ini pihaknya tengah melaksanakan kegiatan pemasangan alat kontrasepsi gratis. Kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT RI ke-79.
Eti menjelaskan bahwa kali ini pihaknya fokus pada Puskesmas Cambai untuk menyelenggarakan pemasangan implan kontrasepsi gratis bagi perempuan di kota Prabumulih. "Kami menargetkan sekitar 100 peserta untuk kegiatan ini," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Eti juga mengungkapkan juga pemasangan alat kontrasepsi tersebar merata di seluruh kecamatan di Prabumulih, dengan KB implan menjadi pilihan utama.
Sementara itu, KB IUD (Intrauterine Device) atau KB spiral paling banyak dipilih di wilayah Rambang Kapak Tengah (RKT), mungkin karena faktor usia dan jumlah anak yang tinggi.
BACA JUGA:Apresiasi Kinerja Pegawai, Kadin Kominfo Prabumulih Beri Reward
BACA JUGA:Februari Diperbaiki, Lift Pemkot Prabumulih Rusak Lagi : ASN dan Pengunjung Ngeluh - Hambat Kinerja
Untuk metode KB MOP (Metode Operasi Pria) atau vasektomi, tahun ini sudah pecah telur yakni sudah ada satu akseptor yang terdaftar dari target dua orang.
"Tahun ini sudah ada 1, tahun lalu. MOP ini kurang populer karena banyak yang belum familiar dengan metode ini," tuturnya.