Mengungkap Kehidupan Pekerja Disneyland: Tantangan di Balik Keceriaan

Senin 29 Jul 2024 - 17:32 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

Para pekerja mengaku tetap bekerja di taman hiburan tersebut karena kecintaan mereka pada merek Disney dan bergantung pada tunjangan kesehatan serta dapur umum serikat pekerja. Disney menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bernegosiasi dengan "para pemeran" — istilah perusahaan untuk pegawai yang berperan sebagai putri dan bajak laut, serta koki dan petugas kebersihan yang merawat taman hiburan tersebut.

"Kami menghormati dan menghargai para pemeran kami serta mengakui peran penting mereka dalam menciptakan kebahagiaan bagi para tamu kami," kata Disney dalam sebuah pernyataan. Disney menambahkan bahwa pembicaraan dengan serikat pekerja yang mewakili para pegawai dilanjutkan pada 22 Juli, dan mereka berkomitmen mencapai kesepakatan yang berfokus pada kebutuhan para pemeran saat ini, serta membantu menarik pemeran baru dan memposisikan Disneyland Resort untuk pertumbuhan dan penciptaan lebih banyak lapangan kerja.

Mogok kerja Disneyland terakhir terjadi pada tahun 1984, dan berlangsung selama 22 hari.

Carranza menjelaskan tentang pekerjaan berat yang ia lakukan setiap malam di Disneyland, membersihkan, memoles, memperbaiki lantai, dan terkadang memasang karpet. Ia mengatakan tinggal di mobil selama musim panas lalu adalah titik terendah dalam hidupnya. Anjing-anjingnya menjadi alasan dia tidak menyerah.

"Saya tahu bahwa mereka adalah alasan mengapa saya masih di sini, mengapa saya tidak menyerah," katanya. "Ada saat-saat ketika saya mempertanyakan apa yang saya lakukan di sini dan bagaimana saya akan bangkit kembali."

Meski kini sudah tinggal di apartemen studio yang kecil, Carranza mengaku masih hidup dari gaji ke gaji dan terkadang hanya mampu makan nasi atau mi.

Tuntutan para pekerja memang bersifat ekonomi, tetapi pemungutan suara untuk mogok dilakukan sebagai reaksi terhadap keluhan bahwa sejumlah pekerja dijatuhi sanksi karena mengenakan bros Mickey dan menyebarkan informasi serikat pekerja di taman.

Pada bulan Juni, serikat pekerja mengajukan tuntutan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil kepada Dewan Hubungan Perburuhan Nasional terhadap Disney atas "pendisiplinan, intimidasi, dan pengawasan yang melanggar hukum terhadap anggota serikat pekerja yang menggunakan hak mereka untuk mengenakan bros serikat pekerja di tempat kerja."

Colleen Palmer, seorang juru runding dari UFCW Lokal 324, telah bekerja di Disneyland selama hampir 37 tahun dan menghasilkan hampir US$24 per jam sebagai "pelayan barang suvenir." Palmer mengaku mengenakan bros serikat pekerja kurang dari setengah jam sebelum manajemen menyuruhnya melepasnya.

Palmer mengatakan bahwa para pekerja bertanggung jawab atas pengalaman yang dinikmati pengunjung Disneyland, dan kesetiaan serta pengalaman mereka harus dihargai. Palmer dan pekerja lainnya merasa kesenjangan gaji antara pekerja dan eksekutif perusahaan terlalu besar: kompensasi CEO Disney Bob Iger mencapai US$31,6 juta (Rp514,3 miliar) pada tahun 2023, ratusan kali lipat dari jumlah yang diperoleh pemeran di Disneyland.

"Itu membuat saya bertanya-tanya, mengapa Anda tidak ingin mengakui saya? Karena saya menghasilkan uang itu untuk Anda," katanya, mengacu pada berita bahwa Iger dan istrinya telah mengambil alih klub sepak bola wanita LA, Angel City Football Club.

Kesenjangan antara gaji pekerja dan manajemen telah memicu keresahan buruh di Amerika Serikat. Menurut Economic Policy Institute, kompensasi CEO naik 1.460 persen antara tahun 1978 dan 2021.

Disneyland adalah tempat kerja yang unik. Banyak yang menganggapnya sebagai karier, bukan pekerjaan. Para pekerja sering kali juga merupakan penggemar merek Disney, yang mereka sebut sebagai kultus Disney. Namun, mereka juga mengatakan Disney tidak fleksibel saat mereka mengalami masalah keluarga atau sakit. Banyak yang memiliki pekerjaan kedua dan ketiga, sehingga jadwal kerja Disneyland yang tidak dapat diprediksi menjadi tantangan besar.

"Tanpa kami, Disney akan seperti tempat lain," kata Morgan, yang tinggal di motel di sekitar Disneyland selama empat tahun bersama anak-anaknya. Perceraian Morgan menyebabkan dia kehilangan tempat tinggal, dan motel murah adalah satu-satunya tempat yang mampu ia sewa dengan upahnya dari Disney.

Saat anak-anaknya bersama ibu mereka, ia sering menggelandang dan bersembunyi untuk menghindari polisi atau penjahat. Sekarang ia memiliki pekerjaan kedua sebagai perekrut yang dapat dilakukan dari rumah dan apartemen yang bisa ia beli dengan penghasilan gabungan tersebut. Meski begitu, ia bangga dengan pekerjaannya menjual barang suvenir Disney dan mengatakan bahwa setiap pemeran di Disneyland mengambil pekerjaan mereka dengan serius.

"Bukan animatronik tetapi kami. Setidaknya hargai kami dengan membayar kami upah yang layak." (*)

Kategori :