Mengungkap Kehidupan Pekerja Disneyland: Tantangan di Balik Keceriaan

Senin 29 Jul 2024 - 17:32 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Cynthia "Cyn" Carranza dengan teliti mencari tempat parkir yang teduh untuk mobilnya. Kendaraan itu bukan hanya alat transportasi, tetapi juga pernah menjadi tempat tinggalnya.

Carranza bekerja sebagai petugas kebersihan di Disneyland pada malam hari. Siang hari ia tidur di mobilnya, yang merupakan tantangan besar karena ia juga tinggal bersama dua anjingnya.

Carranza mengaku menerima US$20,65 per jam (sekitar Rp336.000) dari pekerjaannya di taman hiburan tersebut. Namun, pada musim panas lalu, ia tidak mampu membayar sewa apartemen di California Selatan yang rata-rata mencapai lebih dari US$2.000 (sekitar Rp32,5 juta) per bulan.

Dengan air mata yang menetes, Carranza mengenang perjuangannya pada musim panas itu, termasuk harus menyelinap ke kamar mandi di bagian kostum Disneyland. Sekarang, ia tinggal di apartemen kecil bersama pacarnya, yang juga bekerja di Disneyland, namun penghasilannya masih pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

BACA JUGA:Final Piala AFF U-19: Indonesia Siap Hadapi Thailand di GBT

BACA JUGA:Manfaat Mengkonsumsi Jamur kuping Untuk Kesehatan Tubuh, Sebagai Sumber Zat Besi

"Tidak seharusnya ada yang mengalami hal seperti ini saat bekerja penuh waktu di perusahaan besar seperti Disney," kata Carranza kepada BBC.

Carranza, seperti banyak pekerja lainnya di Disneyland, menceritakan kepada BBC tentang kesulitan keuangan yang mereka hadapi saat bekerja di tempat yang dijuluki "Tempat Paling Bahagia di Bumi". Sekitar 10.000 anggota serikat pekerja di Disneyland mengancam akan mogok kerja karena upah rendah dan praktik anti-serikat pekerja.

Ratusan pekerja berunjuk rasa di luar taman hiburan pekan ini, dengan membawa berbagai poster dan bros yang menampilkan kepalan tangan Mickey Mouse sebagai simbol perlawanan. Mereka berseru, "Mickey menginginkan upah yang adil," di dekat gerbang Disneyland.

Meskipun pemungutan suara untuk mogok kerja tidak berarti aksi tersebut akan segera terjadi, hal itu memberikan tekanan pada manajemen Disney saat negosiasi kontrak serikat pekerja dilanjutkan.

Kontrak untuk para pemeran tokoh Disney di Disneyland berakhir pada 16 Juni. Negosiasi saat ini melibatkan koalisi serikat pekerja yang mewakili hampir 10.000 karyawan di Disneyland, mulai dari pemeran tokoh Disney, operator wahana, penjual suvenir, pelayan restoran, hingga petugas kebersihan.

Menurut pejabat serikat pekerja, sekitar satu dari sepuluh pemeran tokoh Disneyland pernah menjadi tunawisma saat bekerja di taman hiburan tersebut. Sebuah survei menunjukkan bahwa 73% pegawai mengaku tidak menghasilkan cukup uang untuk menutupi pengeluaran dasar setiap bulan, dan sekitar sepertiga mengatakan mereka tidak mampu menyewa rumah dalam setahun terakhir.

"Kamilah yang membuat keajaiban," kata L Slaughter, seorang pembawa acara di taman bertema Toontown. Slaughter menghabiskan dua tahun tinggal di mobilnya saat bekerja di Disneyland. Sekarang ia memiliki apartemen kecil sekitar satu jam perjalanan dari Disneyland.

Slaughter menceritakan betapa sulitnya menemukan tempat parkir yang aman untuk tidur. Namun, para pegawai tidak diizinkan tidur di tempat parkir Disneyland. "Harga sewa rumah saya naik US$200 (sekitar Rp3,2 juta) dan saya tidak akan mampu membayarnya lagi," katanya. Slaughter kini menghasilkan US$19,90 (sekitar Rp324.000) per jam berkat mandat upah minimum yang disahkan pada 2018.

Menurut para pekerja, jumlah ini masih belum cukup untuk bertahan hidup di California Selatan. Sebuah kalkulator upah layak dari Massachusetts Institute of Technology menunjukkan bahwa seorang lajang tanpa anak harus dibayar US$30,48 (sekitar Rp496.000) per jam agar mampu tinggal di dekat Disneyland di Orange County, sekitar 48 kilometer di tenggara Los Angeles.

Kategori :