MALANG - Pemerintah terus berupaya mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pendidikan untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso menyampaikan berbagai transformasi kebijakan tengah diimplementasikan, antara lain upaya bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan mengembangkan KEK Pendidikan.
Dalam proses mencapai visi tersebut, keanggotaan OECD diharapkan menjadi akselerator bagi Indonesia untuk dapat lolos dari middle-income trap, melalui pemanfaatan standar dan best practices yang lebih unggul. Sementara pengembangan KEK Pendidikan berperan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
“Indonesia perlu meningkatkan kecepatan dan skala transformasi ekonomi Indonesia untuk mencapai tujuan strategis nasional. Indonesia memerlukan sarana dan pendekatan baru untuk memandu para pembuat kebijakan untuk bergerak maju, terutama dengan menyelaraskan diri dengan tolak ukur internasional,” ungkap Susiwijono Moegiarso dalam keterangannya, Sabtu (25/11).
Hal tersebut disampaikan Sesmenko Susiwijono dalam seminar yang bertajuk 'Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Indonesia dan Manfaat KEK Singhasari' yang diselenggarakan Kemenko Perekonomian bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (24/11)
Seminar yang dihadiri ratusan mahasiswa UMM dan Universitas Brawijaya tersebut digelar untuk memperluas pemahaman tentang diplomasi ekonomi Indonesia pada forum ekonomi multilateral dan dampaknya terhadap pengembangan khususnya KEK Singhasari untuk kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.
Hal ini juga menjadi wujud komitmen pemerintah melalui Kemenko Perekonomian untuk terus menggandeng civitas akademika di seluruh Indonesia dalam menggaungkan semangat diplomasi ekonomi internasional.
Pada seminar tersebut Sesmenko Suwijono menyampaikan tentang perkembangan ekonomi global dan domestik, transformasi ekonomi Indonesia, rencana aksesi Indonesia ke OECD, dan manfaat KEK.
Antusiasme mahasiswa terlihat dari beragam pertanyaan yang diajukan.
Wakil Rektor UMM Prof Syamsul Arifin berharap seminar tersebut dapat memberikan manfaat lebih lanjut untuk pengembangan ekonomi dan kawasan.
Dia juga memastikan UMM siap berpartisipasi dalam mengembangkan KEK Singhasari, khususnya bidang pendidikan.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Prof Munawar menambahkan pembentukan KEK dapat menjadi katalis dalam meningkatkan keunggulan komparatif di tiap daerah agar berdaya saing global.
Sebagai informasi, KEK Singhasari merupakan KEK Pendidikan pertama yang menjadi pusat pengembangan teknologi digital, pariwisata, dan pendidikan yang terletak di area geostrategis Malang Raya, Jawa Timur.
KEK Singhasari juga telah menjajaki kerja sama dengan King's College London (KCL).
Kemudian telah melaksanakan 'Symposium for UK-Indonesia Higher Education Collaboration in East Jawa' di KEK Singhasari.