6 Hektare Lahan Terbakar di Banyuasin, Pemkab Umumkan Siaga Darurat
BANYUASIN, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuasin, situasi terkini menunjukkan bahwa telah terjadi dua titik api di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Banyuasin, Reza Agus Perdana, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, M Rhoma Dona, mengonfirmasi bahwa titik api pertama terjadi di Kecamatan Talang Kelapa, tepatnya di Desa Sungai Rengit, yang melanda lahan seluas 4 hektare.
Sementara itu, titik api kedua tercatat di Kecamatan Sumber Marga Telang dengan luas lahan yang terbakar sekitar 2 hektare.
Reza menyatakan bahwa meskipun kedua titik api tersebut telah berhasil dipadamkan, penyebab pasti dari kebakaran tersebut masih belum dapat diketahui.
BACA JUGA:Diduga Frustasi, Jukir Mie Gacoan Loncat ke Sungai Musi
BACA JUGA:Ratusan Warga Ikut Tradisi Bekarang Iwak di Musi Banyuasin
Untuk mengantisipasi penyebaran lebih lanjut dan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), BPBD Kabupaten Banyuasin telah mengambil langkah-langkah strategis.
Mereka telah mendirikan 7 posko penanggulangan karhutla di berbagai kecamatan, termasuk di Kecamatan Banyuasin.
Setiap posko dilengkapi dengan personel gabungan dari TNI/Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api, Tim Reaksi Cepat (TRC), serta desa peduli api. Mereka siap beroperasi selama 24 jam untuk memantau kondisi di lapangan serta memberikan bantuan dalam upaya pemadaman api.
"Tiap posko terdiri dari personil TNI/Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api, TRC dan desa peduli api," ungkap Reza.
BACA JUGA:Tumin, Pelaku Kasus Pencabulan Modus Jaranan Kepang Meninggal di Lapas Lubuk Linggau
BACA JUGA:Ratusan Hektare Lahan di OKI Terbakar pada 2024
Pemkab Banyuasin juga telah mengumumkan status siaga darurat karhutlabun sebagai langkah proaktif dalam menghadapi potensi bencana ini.
Upaya mitigasi yang dilakukan meliputi pelatihan intensif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutlabun di desa-desa rawan, penguatan kapasitas kawasan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, serta distribusi alat pemadam kebakaran dan peralatan pendukung lainnya. Semua kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk membangun konsep Destana (Desa Tangguh Bencana), yang bertujuan untuk memperkuat kemandirian dan resiliensi masyarakat dalam menghadapi berbagai bencana alam.