Ketidaksamaan Saudara Kita di Papua

Kamis 06 Jun 2024 - 23:11 WIB
Oleh: Tedy

SDA merupakan sumber penghidupan. utama bagi mereka dengan batas-batas kepemilikan, pengakuan, dan penghargaan yang jelas dan tegas di antara para pemegang hak adat.

Akibatnya, masyarakat menjadi penonton dan terasing di tanahnya sendiri. Masyarakat Papua sebagai komunitas lokal tidak dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi, karena memang tidak dipersiapkan, dibor, dan diberi kesempatan.

B. Dominasi Migran di Berbagai Bidang-Bidang Kehidupan

Perlakuan yang kurang tepat terhadap masyarakat Papua juga terjadi di bidang pemerintahan, dan proses-proses politik. Sadar atau tidak, selama pemerintahan Orde Baru, orang Papua kurang diberi peran dalam bidang pemerintahan.

Posisi-posisi utama selalu diberikan kepada orang luar dengan dalıh orang Papua belum mampu. Meskipun untuk sebagian peran, dalih itu mungkin benar. tetapi pada umumnya untuk mencekal orang Papua. Seleksi ketat yang dikenakan terhadap orang Papua dilatarbelakangi oleh ancaman dan tuduhan terhadap semua orang Papua menjadi OPМ.

Dominasi masyarakat pendatang tidak hanya pada sektor pemerintahan saja. tetapi juga pada sektor swasta Pada kegiatan di sektor industri manufaktur yang memanfaatkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) sebagai bahan baku lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari luar, seperti antara pabrik lain Plywood PT. Wapoga. Pabrik Pengalengan Ikan di Biak dan pabrik Pengalengan Ikan PT Usaha Mina di Sorong. Sektor perbankan juga didominasi oleh pekerja dari kaum pendatang

C. Penyeragaman Identitas Budaya dan Pemerintahan Lokal

Singkatnya pengembangan SDM justru tidak bergantung pada pengetahuan dan kearifan lokal. Menyadari ancaman terhadap eksistensi orang Papua, tokoh seperti Amold Ap berusaha menggali dan mengembangkan unsur-unsur budaya lokal.

Tetapi, nampaknya penguasaannya melalui aparat militer melihatnya secara keseluruhan sempit dan dipahami sebagai ancaman Arnold Ap dibunuh dengan cara yang menyakiti hati orang Papua khususnya dan kemanusiaan pada umumnya.

Dominasi. dan mengutamakan hal tersebut, menjadikan identitas dan nasionalisme Papua semakin menin mantap menopang tuntutan Papua Merdeka.

D. Tindakan Represif oleh Militer

Penindasan militer di tanah Papua meliputi beberapa bentuk, antara lain intimidasi, teror, penyiksaan, dan pembunuhan. Intimidasi, teror dan penyiksaan dilakukan berkenaan dengan pengambilalihan hak-hak adat masyarakat Papua atas SDA secara paksa untuk berbagai keperluan, seperti HPH, transmigrasi, pertambangan, dan industri manufaktur maupun jasa wisata.

Ketika penduduk asli berusaha mempertahankan hak-haknya atas SDA yang diintimidasi dan diteror Penyebab lainnya yaitu.

1. Ketertinggalan Papua dari provinsi lain tak lain disebabkan oleh pendidikan yang belum merata dan kualitas SDM yang masih rendah. Pendidikan merupakan satu kunci keberhasilan dalam membangun wilayah Papua. Sebaliknya, ketertinggalan di bidang pendidikan menjadi penyebab ketertinggalan pembangunan di Papua.

2. Pendidikan menjadi kebutuhan dasar manusia di dunia karena dengan memperoleh pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Selain itu, pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung dalam kemajuan suatu wilayah, semakin tinggi tingkat pendidikan suatu wilayah akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan ikut andil dalam membangun negaranya. Maka dalam hal ini tingkat dan kualitas pendidikan sangat mempengaruhi hasil dari pendidikan seseorang.(*)

Kategori :