PALEMBANG - Dua terdakwa pelaku pembunuhan korban adik Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), dituntut Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel dengan pidana Mati.
Dua terdakwa yang merupakan kakak beradik Ariansyah dan Arwani, dijerat oleh penuntut umum Kejati Sumsel dengan pidana mati lantaran terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana secara bersama-sama.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Palembang, Rabu 28 Februari 2024 kedua terdakwa dijerat dengan 340 KUHP Junto Pasal 55 ayat 1 ke-1 subsider 338 KUHP Junto pasal 55 ayat 1 ke-1.
BACA JUGA:Aksi Penembakan dengan Senjata Api Rakitan di Cengal OKI Ternyata Gegara Knalpot Brong
"Menuntut aga majelis hakim terhadap kedua terdakwa masing-masing dijatuhkan pidana mati," tegas jaksa Kgs Anwar bacakan petikan amar tuntutan.
Pertimbangan memberatkan dalam pidana mati, ucap Anwar bahwa perbuatan terdakwa tergolong sadis, menghilangkan nyawa seseorang.
Selain itu, kata Kgs Anwar perbuatan terdakwa juga menyebabkan satu korban lainnya bernama Deki Iskandar adik n takbir di dalam ruang sidang.
BACA JUGA:Jaksa Tolak Eksepsi Terdakwa Kasus Korupsi Penyelewengan Dana KUR Senilai Rp1,6 Miliar
"Allahuakbar!" teriak pengunjung sidang mengucapkan takbir usai mendengar tuntutan mati terhadap kedua terdakwa.
Selanjutnya, majelis hakim diketuai Edi Syahputra Palewi SH MH memberikan waktu satu minggu kepada penasihat hukum untuk membuat pembelaan yang akan dibacakan pada sidang pekan depan.
Kasus yang tergolong sadis ini, diketahui bermula saat adanya acara pertemuan antar warga di salah satu rumah di Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Muratara, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Selasa 5 September 2023 malam.
Ketika acara berlangsung, tiba-tiba datang terdakwa Arwani yang saat itu masuk ke dalam ruangan rapat untuk mengetahui apa yang dibahas di acara tersebut.
Lalu, lantaran ada tamu tidak diundang korban M Abadi pun menegur kedua pelaku, mengapa tiba-tiba hadir di acara tersebut.
Korban M Abadi mengatakan bahwa acara itu merupakan pertemuan internal, sehingga pelaku tak diperkenankan hadir mengikuti acara tersebut.
Para pelaku yang diduga tersinggung dengan ucapan Abadi pun langsung pulang ke rumah mengambil parang.