Perjalanan Dadang tidak sendirian. Di balik setiap keberhasilan, ada sosok Novika Mandasari yang selalu mendampingi. Ia mengaku awalnya hanya membantu sekadar menyiram tanaman. Tapi lama-kelamaan, rasa penasaran membuatnya ikut terlibat aktif dalam setiap tahap penanaman hingga panen.
Setiap pagi, ia dan sang istri bergantian merawat tanaman—memeriksa kelembapan, memastikan suhu di dalam rumah kaca stabil, serta memberikan pupuk organik agar tanaman tumbuh sehat. Tidak jarang, mereka juga menerima kunjungan warga yang ingin belajar cara menanam di rumah.
“Kami berdua sama-sama belajar. Kadang malam-malam kami buka YouTube, cari tahu kenapa daunnya menguning atau buahnya kecil. Rasanya seperti mendidik anak sendiri,” tutur Novika sambil tertawa kecil.
BACA JUGA:Optimalisasi Pelayanan Publik, Pemkot Prabumulih Evaluasi Jabatan ASN di Seluruh OPD
BACA JUGA:Kadisdikbud Prabumulih Cek Lokasi Hibah Lahan Untuk Sekolah
Apa yang dilakukan Dadang dan Novika kini menjadi inspirasi bagi warga sekitar. Banyak tetangga yang awalnya ragu kini mulai meniru langkah mereka—menanam cabai, tomat, atau sayur di pot bekas di halaman rumah masing-masing.
Anak-anak di sekitar pun sering datang untuk melihat langsung kebun melon milik pasangan ini. Mereka penasaran bagaimana buah manis itu bisa tumbuh di tengah lingkungan perkotaan.
“Kami senang kalau ada anak-anak yang datang. Minimal mereka jadi tahu bahwa bertani itu menyenangkan, tidak hanya pekerjaan orang desa,” kata Novika.
Kisah ini pelan-pelan mengubah cara pandang terhadap lahan sempit. Bahwa bertani bukan sekadar pekerjaan tradisional, tapi juga bagian dari gaya hidup baru yang bisa dijalankan siapa saja—terutama di era urban saat ini.
Kini hasil panen Green House D’Kebun mulai dijual ke tetangga dan masyarakat sekitar. Walau skalanya belum besar, permintaan terus meningkat. Banyak yang tertarik karena rasanya yang manis dan segar, serta karena tahu buah tersebut ditanam tanpa bahan kimia berbahaya.
Dari hasil panen itu, mereka memang belum menjadi kaya raya. Namun nilai yang mereka dapat jauh lebih besar: rasa percaya diri, kebahagiaan, dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Mereka telah membuktikan bahwa inovasi dan kerja keras bisa tumbuh dari tempat sederhana.
BACA JUGA:7 Manfaat Luar Biasa Tanaman Cocor Bebek untuk Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Daun Sirih, Tanaman Tradisional dengan Manfaat Luar Biasa bagi Kesehatan
Kini, Green House D’Kebun bukan sekadar kebun. Ia adalah simbol ketekunan, cinta, dan kolaborasi antara dua insan yang percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari diri sendiri.
Dadang dan Novika berharap kisah mereka dapat menginspirasi warga lainnya untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi sesuatu yang bernilai.
“Kami tidak punya banyak. Tapi kami ingin memberi contoh bahwa kalau mau berusaha, Tuhan pasti kasih jalan. Dari tanah kecil ini, kami belajar tentang arti kerja keras, kerjasama dan keikhlasan,” tutup Novika.