NEW YORK, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pemungutan suara bersejarah terkait solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina. Hasilnya, mayoritas besar negara anggota mendukung pembentukan negara Palestina.
Dari total 193 anggota PBB, sebanyak 142 negara memberikan suara setuju terhadap Deklarasi New York, sebuah peta jalan bertahap menuju perdamaian yang telah lama ditunggu-tunggu. Resolusi ini dianggap sebagai langkah penting setelah hampir delapan dekade konflik berdarah di kawasan Timur Tengah.
Namun, dukungan luas ini tak sepenuhnya disambut positif. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, langsung bereaksi keras hanya beberapa jam sebelum resolusi disahkan. Ia menegaskan, “Tidak akan pernah ada negara Palestina.”
Walaupun mayoritas mendukung, masih ada 10 negara yang menolak, termasuk Israel dan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat. Selain itu, 12 negara lain memilih abstain.
BACA JUGA:Nikmati Pembayaran PBB Tanpa Antri dengan DANA, Simak Caranya!
BACA JUGA:PBB Ungkap Sindikat Kriminal Asia Tenggara Gunakan Telegram untuk Kejahatan
Resolusi yang bersifat tidak mengikat tersebut memuat sejumlah poin penting, di antaranya:
Pengakuan internasional atas berdirinya negara Palestina.Transisi kekuasaan dari Hamas ke Otoritas Palestina setelah tercapainya gencatan senjata di Gaza. Penempatan misi internasional sementara di bawah payung PBB guna menjamin perlindungan warga sipil.
Reaksi keras muncul dari berbagai pihak. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut deklarasi itu tak lebih dari “pertunjukan teater” dan menuduh Hamas sebagai pihak yang paling diuntungkan.
Amerika Serikat pun berada di barisan penolak. Washington menyebut resolusi tersebut hanyalah “aksi publisitas yang keliru” dan menilai tidak akan membawa perubahan nyata dalam proses diplomasi.
BACA JUGA:Tri Rismaharini Dapat Penghargaan di Markas PBB, Diakui sebagai Pemimpin Inspiratif
BACA JUGA:PBB Prediksi Populasi Global Memuncak di 2080 dan Mulai Menurun Setelahnya
Sebaliknya, pihak Palestina menyambut gembira. Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menegaskan bahwa hasil pemungutan suara mencerminkan aspirasi mayoritas dunia.
“Ini adalah suara hati nurani komunitas internasional,” ujarnya penuh harap.
Sementara dunia berfokus pada sidang bersejarah di New York, kenyataan di Gaza justru kian kelam. Serangan udara Israel terus menghantam Kota Gaza, termasuk distrik Rimal yang digempur berulang kali dengan alasan adanya fasilitas militer Hamas di wilayah tersebut.