Biodiesel B50 Segera Diterapkan, Pemerintah Fokus Persiapan Teknis

Jumat 08 Aug 2025 - 23:00 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan rencana penerapan bahan bakar campuran biodiesel berbasis minyak sawit 50% (B50) dengan minyak solar akan dimulai pada awal 2026.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyebut saat ini pemerintah tengah mengevaluasi program B40 yang telah dijalankan sejak Januari 2025, dan hasilnya dinilai cukup baik.

“Kita evaluasi pelaksanaan B40 tahun ini, dan berharap B50 bisa mulai diimplementasikan awal tahun depan,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (8/8/2025).

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa untuk mendukung B50, Indonesia membutuhkan pabrik biodiesel berkapasitas minimal 1 juta kiloliter (KL). Saat ini, baru tiga pabrik yang sedang dalam tahap pembangunan.

Eniya menambahkan, program B50 masih dalam proses uji coba, baik dari sisi teknis maupun ketersediaan bahan baku utama, yakni crude palm oil (CPO). Ia menilai implementasi B50 pada 2026 belum sepenuhnya pasti, mengingat kebutuhan fasilitas masih cukup besar.

“Paling tidak, kita memerlukan lima pabrik biodiesel berkapasitas 1 juta KL. Selain itu, infrastruktur juga harus ditingkatkan,” ujarnya.

Berdasarkan evaluasi B40, masih ada sejumlah hambatan seperti keterbatasan armada pengangkut, fasilitas kapal dengan kapasitas pompa memadai, serta sarana-prasarana di terminal bahan bakar (TBBM) seperti tangki penyimpanan, sistem perpipaan, dan fasilitas pencampuran.

Menurut Eniya, keberhasilan B50 memerlukan moda transportasi yang memadai, kapal dengan spesifikasi tepat, serta infrastruktur TBBM yang siap mendukung proses blending.
“Tidak mungkin langsung meloncat ke B50 tanpa persiapan matang. Semua opsi harus dikaji secara menyeluruh,” tegasnya. (*)

Kategori :