Pemicu utama:
-
Pola asuh yang tidak konsisten — kadang lembut, kadang keras — atau orang tua yang emosionalnya tidak hadir.
-
Rumah tangga yang minim rasa aman dan nyaman secara emosional.
Ciri khas:
-
Menentang aturan dan tidak suka dikekang.
-
Sering marah dan menunjukkan sikap agresif.
-
Tidak peduli dengan norma atau harapan sosial.
-
Kerap mencari perhatian melalui perilaku negatif.
Anak dalam situasi ini bisa merasa diabaikan dan tidak berharga. Untuk mengekspresikan rasa sakitnya, mereka memilih untuk melawan.
Penutup: Peran Orang Tua sebagai Fondasi Emosional Anak
Anak adalah cerminan dari perlakuan yang mereka terima. Seperti kertas putih, apa pun yang ditulis di atasnya akan membentuk kisah hidup mereka. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk menjadi panutan dan pendamping yang hadir secara emosional.
Memanjakan anak boleh, namun harus tetap disertai batasan dan nilai tanggung jawab. Dunia tidak akan selalu lembut pada mereka — dan orang tua pun tak bisa selamanya mendampingi. Maka, persiapkan anak untuk menghadapi hidup dengan pribadi yang sehat dan tangguh.