JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan fakta mengejutkan: potensi nilai transaksi narkoba ilegal di Indonesia diperkirakan mencapai Rp524 triliun setiap tahunnya.
Angka fantastis ini tidak hanya mencerminkan besarnya perputaran uang dalam bisnis gelap tersebut, tetapi juga menunjukkan seberapa serius ancaman narkotika bagi masa depan bangsa.
“Untuk itulah dalam Rencana Strategis 2025–2029, BNN akan fokus pada penguatan sumber daya manusia dan infrastruktur. Langkah ini sangat penting agar penanganan masalah narkoba bisa lebih optimal dan menyeluruh,” ujar Sekretaris Utama BNN, Irjen Pol. Tantan Sulistyana, dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas yang berlangsung pada Jumat (9/5), Irjen Pol. Tantan menjelaskan bahwa tantangan penyalahgunaan narkoba semakin kompleks. Tak hanya dari sisi meningkatnya prevalensi pengguna di dalam negeri, namun juga karena dinamika global yang memperparah situasi.
BACA JUGA:BNNP Lampung Bongkar Penyelundupan Sabu 14 Kg, Pelaku Tertangkap di Tol Mesuji
BACA JUGA:BNN Tegaskan Perang Melawan Narkoba
Mengusung tema "Bersih Narkoba untuk SDM Unggul Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045", strategi BNN ke depan bertujuan membangun generasi bangsa yang sehat dan tangguh, bebas dari belenggu narkotika. Hal ini dinilai menjadi fondasi penting dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Strategi besar tersebut akan melibatkan berbagai pendekatan, seperti memperkuat kerja sama lintas lembaga dan negara, meningkatkan kemampuan intelijen dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba, serta memperkuat pengawasan di wilayah rawan seperti pesisir dan perbatasan.
Meski begitu, Tantan mengakui bahwa BNN masih menghadapi berbagai kendala, terutama keterbatasan dalam hal jumlah personel, sarana operasional, dan dukungan anggaran yang belum memadai.
Sorotan juga datang dari Penasihat Menteri PPN, Noor Marzuki, yang membandingkan besarnya potensi transaksi narkoba dengan kebutuhan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2025 yang hanya sekitar Rp71 triliun. “Bayangkan, di satu sisi negara butuh Rp71 triliun untuk membangun generasi yang sehat dan bebas stunting, tetapi ada Rp524 triliun uang haram yang berputar untuk merusak masa depan anak-anak bangsa,” ujar Noor.
BACA JUGA:Razia BNN, 17 Pengunjung Karaoke di Prabumulih Positif Narkoba
BACA JUGA:Kepala BNN Prabumulih: Narkotika Masalah Serius, Menyasar Remaja dan Usia Produktif
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyatakan dukungannya terhadap BNN, dan menegaskan pentingnya penanganan narkoba dilakukan secara sistematis dan menyeluruh. Ia juga siap mendorong pemenuhan kebutuhan strategis BNN, termasuk dari sisi anggaran dan penguatan kelembagaan.
Sebagai bentuk apresiasi, Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom menyampaikan rasa terima kasih kepada jajaran Kementerian PPN yang telah memberikan dukungan nyata terhadap program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Marthinus pun menegaskan komitmen BNN untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak guna menjalankan misi besar: menjadikan Indonesia negeri yang bersih dari narkoba dan siap menyongsong masa depan yang gemilang.