SUMSEL, KORANPRABUMULIHPOS.COM - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre IV menginformasikan bahwa 69 persen dari total kapasitas tiket KA Rajabasa untuk rute Tanjungkarang Lampung ke Kertapati Palembang (PP) pada mudik Lebaran 2025 telah terjual.
Azhar Zaki Assjari, Manager Humas KAI Divre IV, mengatakan pada Kamis (20/2) bahwa proses pemesanan tiket untuk angkutan Lebaran ini sudah dibuka sejak 4 Februari 2025, dengan pemesanan dimulai H-45 sebelum keberangkatan.
"Hingga hari ini, sebanyak 16.108 tiket telah terjual, atau sekitar 69 persen dari total kapasitas yang disediakan KAI sebanyak 23.320 tiket," ujarnya.
Angka pemesanan tiket ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api saat mudik Lebaran tahun ini.
Untuk menghindari masalah dalam proses pemesanan, pelanggan disarankan untuk membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI atau saluran resmi lainnya.
"Hal ini penting untuk menghindari praktik penipuan dan melindungi data pribadi pelanggan," tambahnya.
Dengan diterapkannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, pelanggan juga diimbau untuk memperhatikan jadwal keberangkatan agar tidak terjadi keterlambatan.
"KAI berkomitmen untuk memberikan pengalaman perjalanan yang aman, nyaman, dan memuaskan bagi seluruh pelanggan selama angkutan Lebaran 2025," kata Zaki.
KAI Divre IV juga telah melakukan pemetaan terhadap Daerah Perhatian Khusus (Dapsus) yang berpotensi mengalami bencana, seperti banjir, longsor, dan ambles di musim hujan.
Dari hasil pemetaan, ada 22 titik Dapsus di wilayahnya, terdiri dari enam titik rawan longsor, 11 titik amblesan, empat titik rawan banjir, dan satu titik yang berpotensi mengalami kerusakan pada bangunan.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan amblesan di titik-titik Dapsus tersebut, KAI menyediakan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang terdiri dari berbagai perlengkapan darurat, seperti batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi untuk jembatan, alat penambat rel, dan peralatan lainnya.
Selain itu, Divre IV juga meningkatkan pengawasan di perlintasan liar dengan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait dan masyarakat sekitar.(*)