DeepSeek AI Tantang Dominasi AS, Trump Sebut Sebagai Peringatan

Selasa 28 Jan 2025 - 18:51 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kehadiran DeepSeek AI asal China, yang menawarkan teknologi canggih dengan harga jauh lebih terjangkau dibandingkan Nvidia, telah mengguncang pasar teknologi Amerika Serikat (AS). Saham beberapa perusahaan teknologi besar AS, termasuk Nvidia, mengalami penurunan signifikan. Mantan Presiden AS Donald Trump turut mengomentari situasi ini dan menyebut DeepSeek AI sebagai peringatan penting.

Trump menegaskan bahwa munculnya DeepSeek menjadi pengingat bagi perusahaan teknologi AS untuk meningkatkan daya saing dalam perlombaan global menuju dominasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Saham Nvidia, salah satu produsen chip terbesar di AS, turun tajam hingga 13,60% sesaat sebelum pembukaan pasar. Perusahaan semikonduktor lain seperti ASML dan ASM International yang berbasis di Belanda, juga mencatat penurunan masing-masing sebesar 10,32% dan 14,32% di pasar Eropa. Sementara itu, pasar Asia turut mencatat penurunan saham terkait chip di Jepang.

"Peluncuran DeepSeek, AI dari perusahaan China, harus menjadi pengingat bagi industri kita bahwa fokus dan inovasi adalah kunci untuk tetap memimpin dalam persaingan," ujar Trump, seperti dilansir The Guardian, Selasa (28/1/2025).

Trump juga menyoroti efisiensi DeepSeek yang mampu menyaingi teknologi AI yang ada saat ini, tetapi dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah. "Teknologi ini luar biasa karena tidak membutuhkan dana besar untuk menghasilkan kinerja setara," katanya. "Saya melihat ini sebagai potensi besar sekaligus tantangan," imbuhnya.

DeepSeek-R1, Model AI yang Menggebrak

Perusahaan rintisan asal China, DeepSeek, baru saja memperkenalkan model bahasa besar (large language model atau LLM) terbaru mereka, R1. Teknologi ini disebut mampu bersaing dengan model AI terkemuka seperti o1 milik OpenAI. DeepSeek-R1 dapat memberikan solusi kompleks dan menjawab pertanyaan rumit hanya dalam hitungan detik hingga menit.

Lebih mencengangkan, model ini mendapatkan skor yang sama atau lebih baik dari o1 dalam berbagai uji kinerja oleh pihak ketiga. Selain itu, pengembangannya hanya membutuhkan dana sekitar USD 5 juta—jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan biaya pengembangan model AI sejenis. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses China terhadap teknologi ekspor dari AS, yang justru memacu efisiensi mereka.

Tidak seperti o1 yang hanya tersedia untuk pelanggan berbayar dengan biaya mulai USD 20 per bulan, DeepSeek-R1 dirilis secara gratis dan bersifat sumber terbuka. Popularitasnya pun melesat, menjadikannya salah satu model AI yang paling banyak diunduh.

DeepSeek juga menyediakan platform chatbot berbasis R1 yang menyerupai antarmuka ChatGPT milik OpenAI. Dengan teknologi canggih, biaya rendah, dan aksesibilitas luas, DeepSeek telah mengejutkan para pemain besar di Silicon Valley dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan teknologi AS.

Kategori :