Jakarta - Website pemerintahan sering menjadi target serangan siber sampai kebocoran data. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang membangun sistem keamanan laman tersebut.
Teguh Aprianto, Pendiri Ethical Hacker Indonesia memandang bahwa laman pemerintahan masih sangat lemah dalam sistem keamanan siber. Kelemahan ini dapat dilihat dari fenomena situs pemerintahan di Indonesia yang kerap dijadikan bahan percobaan bagi para hacker pemula untuk testing kemampuan hack mereka.
BACA JUGA:Apple Hentikan Sementara Penjualan Apple Watch di AS, Kenapa?
"Anak-anak sekolah yang baru belajar hacking mereka belajarnya lewat hack website-website pemerintah, seburuk itu keamanan data kita," ungkap Teguh dalam sesi diskusi bertajuk 'Mengidentifikasi Ancaman dan Risiko Keamanan Siber dalam Pemilu 2024' yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023).
BACA JUGA:3 Pilihan HP Gaming Terbaik 2023, Gamers Pasti Pakai Ini
Menurutnya, situs Pemerintah Daerah menjadi situs yang seharusnya mendapat fokus atas keamanan siber. Kebobolan dan serangan siber yang kerap terjadi juga dipengaruhi oleh kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di bidang teknologi informasi atau TI.
Teguh memandang sumber daya ASN dalam bidang TI masih sangat kurang dalam memahami pentingnya keamanan siber.
"Terutama Pemerintah Daerah, kan ada nih yang punya anggaran biasanya mereka akan hire (eksternal) tapi ada juga yang PNS-PNS ini suruh ngerjain. Nah itu biasanya yang kaya gitu PNS, pengetahuannya enggak ada terkait itu walaupun mereka bisa ngoding pun tapi mereka nggak memperhatikan aspek keamanan digitalnya," tambahnya pada sesi doorstop dengan detikINET.
Soal kategori sektor situs pemerintah yang sering menjadi sasaran hacker, Teguh melihat tidak ada kategori spesifik soal target serangan hacker ke situs pemerintah. Seluruh situs dengan domain pemerintah Indonesia biasanya menjadi target hacker.
"Kalau kita melihat berdasarkan kategorinya enggak ada yang spesifik, domain .go.iditu yang selama ini sering, biasanya pelaku ini mencari eksistensi mereka, dengan meng hack suatu halaman lalu diarsipkan," pungkasnya. (dc)