Jakarta - Operator seluler Telkomsel menilai penggelaran 5G membutuhkan investasi besar. Insentif 5G yang ditawarkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi angin segar.
BACA JUGA:Elon Musk Luncurkan Grok, Chatbot AI Kocak Untuk Twitter/X
Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, mengatakan insentif tersebut masih terus dibahas antara operator seluler dan Kominfo.
"Kalau dari kita kan ya, kalau bisa pemerintah bisa melihat dari sisi BHP (biaya hak penggunaan) ada keringanan atau dilihat dari waktu tiga tahun pemerintah bisa memberikan insentif agar kita bangun 5G ya, bisa lebih banyak lagi," tutur Saki ditemui di acara NextDev ke-9 di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
BACA JUGA:Ini Alasan Moncong Kereta Cepat Lonjong Bagai Paruh Burung
Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menghadirkan layanan 5G di Indonesia pada Mei 2021. Anak usaha Telkom ini terus memperluas jangkauan sinyal 5G.
Dengan adanya insentif 5G, penggelaran jaringan seluler generasi kelima itu akan semakin masif ke depannya.
"Kalau sekarang bikin 5G kan terkait frekuensi, capex, itu kan investasi besar. Kalau pemerintah mau bersama-sama dengan operator, ya harus bareng-bareng kita," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menjanjikan operator seluler yang mengimplementasikan jaringan 5G akan mendapatkan insentif dari pemerintah. Hal ini agar kecepatan internet Indonesia bisa kencang alias tidak lemot.
BACA JUGA:Ini Alasan Moncong Kereta Cepat Lonjong Bagai Paruh Burung
Budi mengungkapkan ada dua isu terkait infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Pertama, coverage dan yang kedua itu berkaitan dengan kualitas.
"Harus merata di seluruh Indonesia dan kualitas kecepatan internet kita harus tinggi. Kalau kita ke daerah-daerah internetnya masih lambat dan sinyalnya masih kurang, coverage dan quality-nya," tuturnya (dc)