TANGERANG, KORANPRABUMULIHPOS COM – Enggartiasto Lukita, Executive Chairman B-Universe, mengungkapkan urgensi pembaruan kurikulum pendidikan di Indonesia agar lebih dinamis dan dapat mengikuti perkembangan pasar serta perubahan di sektor industri.
Namun, dia menekankan bahwa perubahan tersebut harus dilakukan secara bertahap dan tidak drastis agar bisa berjalan dengan efektif.
Pernyataan tersebut disampaikan Enggartiasto dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh B-Universe dengan tema "Mengkaji Sistem Pendidikan Indonesia", yang berlangsung di kantor B-Universe di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam diskusi tersebut, Enggartiasto menyampaikan bahwa kurikulum yang kaku dan tidak berkembang akan kesulitan mengikuti kebutuhan dunia kerja yang terus berubah.
BACA JUGA:Relokasi Korban Erupsi Lewotobi, Kementerian ATR/BPN Siapkan 50 Hektare Tanah
BACA JUGA:Disdik Bekali Guru Cara Menyelesaikan Masalah Kurikulum
“Jika kurikulum pendidikan tidak berubah sesuai dengan perkembangan zaman, kita akan kesulitan memenuhi tuntutan ekonomi dan sosial yang semakin dinamis,” ujarnya.
Enggartiasto juga menekankan pentingnya pendidikan untuk mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan cepat yang terjadi di sektor industri.
"Jika pendidikan tidak bisa mengimbangi perkembangan ini, maka Indonesia akan kesulitan mencapai visi Indonesia Emas 2045," jelasnya.
Selain itu, Enggartiasto memberikan apresiasi terhadap perhatian yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pendidikan.
BACA JUGA:Mendikdasmen: Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka
BACA JUGA:BSSN Inisiatif Perkenalkan Keamanan Siber pada Generasi Muda Lewat Kurikulum Pendidikan
Ia menyebutkan bahwa Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, bersama dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro, telah berusaha keras merumuskan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman.
"Saya merasa optimis dengan pemisahan tugas antara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Menteri Pendidikan Tinggi. Ini membawa harapan bagi sistem pendidikan yang lebih relevan dan dinamis," katanya. Ia pun berharap perubahan ini dapat mempercepat upaya perbaikan kurikulum agar lebih responsif terhadap tuntutan industri.
Pada akhirnya, Enggartiasto menggarisbawahi pentingnya memiliki kurikulum yang tidak hanya berkembang, tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai perubahan besar di sektor ekonomi, teknologi, dan industri untuk mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global.(*)