Kemudian, dipikirkan pula terkait propulsi atau penggeraknya yang menyangkut keseluruhan body kereta. "Termasuk roda, rem, sistem elektrik motornya agar berdaya tinggi tapi juga ringan, hemat energi, tidak cepat panas, dan sebagainya. Jadi ada berbagai hal," jelas Adhi.
Tak sampai di situ, sistem listrik dalam kereta juga dipikirkan dengan matang agar efisien. "Bagaimana dia kontak dengan catu dayanya. Jadi supaya pantograf dan listrik aliran atas itu tetap menempel atau memberikan kontak sehingga mampu menyalurkan daya listrik. Karena kereta listrik itu tidak membawa bahan bakarnya sendiri, dia mengandalkan listrik aliran atas yang menjadi sumber energinya," papar Adhi.
BACA JUGA:PERAN GURU SEBAGAI PAHLAWAN BANGSA
Selain itu ada sistem kendali dan instrumentasi, termasuk train control monitoring system, untuk bagaimana kereta mengendalikan di dalamnya dan mengadopsi sensor. Sistem kereta juga tidak lepas dari hubungan dengan kontrol stasiunnya, sehingga ia harus bisa selalu berkomunikasi dengan baik kepada kontrol stasiunnya.
"Semua sistem ini selalu dibuat redundant, overlapping (berulang). Jadi kalau misalnya ada yang malfunction (tidak berfungsi) itu, dia itu harus bisa meng-cover sistem lain yang mengalami kegagalan," urai Adhi.
Tak kalah penting adalah sebuah transportasi juga selalu didukung sistem keamanan dan keselamatan, baik dari segi keselamatan bagi penumpang dan operator, maupun keamanan bagi lingkungan sekitarnya.
"Jadi singkatnya ada banyak sekali aspek teknologi yang perlu dipenuhi agar kereta cepat bisa bergerak dan memastikan keamanan serta keselamatannya," simpulnya. (dc)