Arena Breakout Infinite Pay-to-Win: Protes Pemain Terhadap Microtransactions di Early Access

Arena Breakout Infinite Pay-to-Win: Protes Pemain Terhadap Microtransactions di Early Access--

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Baru saja dirilis beberapa hari yang lalu, game Free-to-Play extraction shooter bergaya “Tarkov” bernama Arena Breakout Infinite telah menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan gamer. Banyak pemain yang mulai merasakan bahwa game ini memiliki elemen pay-to-win yang mempengaruhi keseimbangan permainan.

Debat mengenai elemen pay-to-win ini semakin memanas di berbagai platform media sosial dan forum, terutama di Reddit, di mana banyak gamer berbagi pengalaman mereka bermain game ini. Apa sebenarnya yang memicu kontroversi ini?

Microtransactions dalam Arena Breakout Infinite: Apakah Game Ini Pay-to-Win?

Di berbagai diskusi di Reddit, banyak gamer menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa Arena Breakout Infinite menjadi pay-to-win karena fitur microtransactions yang tersedia. Fitur ini memungkinkan pemain untuk membeli mata uang dalam game yang disebut Koens melalui bundel dengan uang asli. Koens dapat digunakan untuk membeli item dan perlengkapan dalam game, yang seharusnya hanya bisa didapatkan melalui misi seperti extraction dan trading.

BACA JUGA:NewJeans Ungkap Lebih Banyak Detail Tentang Dorm Mewah Mereka

Kekhawatiran ini muncul karena pemain yang mampu membeli Koens dapat memperkuat karakter mereka dengan senjata dan armor yang tangguh dalam waktu singkat. Sementara itu, pemain yang memilih jalur free-to-play harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk farming dan grinding demi mendapatkan perlengkapan yang sama. Hal ini, menurut banyak pemain, membuat game ini tidak seimbang dan memberikan keuntungan besar bagi mereka yang rela mengeluarkan uang asli.

Item yang Dianggap Tidak Seimbang Karena Pay-to-Win

Salah satu fitur yang dianggap tidak seimbang adalah kemampuan untuk menyewa koper yang dapat melindungi item pemain dari hilang ketika mereka mati dalam permainan. Koper ini dapat disewa selama 30 hari dengan harga sekitar Rp160.000, yang dianggap memberikan keuntungan besar bagi pemain yang bisa membelinya.

Selain itu, beberapa pemain juga protes tentang fitur Global Chat yang dikabarkan hanya bisa diakses dengan menggunakan token setelah free message habis. Meski fitur ini tidak terlalu banyak digunakan, tetap saja hal ini menambah daftar keluhan pemain tentang arah pengembangan game ini.

BACA JUGA:Cara Mudah Mengumpulkan Saldo DANA Hanya Dengan Chatting

Pengembang Buka Diskusi

Menanggapi protes dari komunitas, akun Twitter resmi Arena Breakout telah membuka tempat diskusi untuk membahas masalah ini. Ada harapan bahwa dari diskusi tersebut, tim pengembang dapat menemukan solusi yang tepat dan dapat diterima oleh para pemain.

Bagaimana pun, perdebatan ini menunjukkan bahwa keseimbangan dalam game free-to-play, terutama dalam hal microtransactions, sangat penting untuk menjaga kepuasan pemain dan keberhasilan jangka panjang dari sebuah game. (*)

Tag
Share
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER