X Diperkirakan Makin Rugi Usai Elon Musk Ngamuk
Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes/ File Photo Acquire Licensing Rights--
Jakarta - Platform media sosial X, dulunya Twitter diperkirakan akan semakin rugi karena ditinggal lebih banyak pengiklan. Hal ini disebabkan karena Elon Musk marah-marah usai banyak perusahaan besar berbondong-bondong menarik iklan dari platform tersebut.
Sebelumnya, Walt Disney dan Warner Bros, Discovery dan beberapa merk besar lainnya menangguhkan iklan mereka di X awal November ini. Penangguhan tersebut menyusul dukungan Elon Musk terhadap unggahan antisemit di agresi militer Israel ke Gaza.
"Kami percaya ada risiko lebih banyak perusahaan akan berhenti beriklan di X, setidaknya dalam jangka pendek," kata seorang Analis Davidson & Co, Tom Forte, dikutip dari Reuters, Minggu (3/12/2023).
Musk sempat meminta maaf terkait unggahan tersebut. Namun, ia juga mengecam dan melontarkan kata-kata tidak pantas kepada para pengiklan yang cabut dari X. Sikap inilah yang dinilai pakar periklanan dapat membuat lebih banyak perusahaan meninggalkan X.
Musk pun mengakui aksi boikot yang berkepanjangan oleh pengiklan dapat membuat X bangkrut. Meski begitu, dia meyakini masyarakat akan menyalahkan merek tersebut, bukan dirinya.
Namun, seorang analis dari Insider Intelligence Jasmine Enberg membantah pernyataan Musk tersebut. Dia bilang jika ada yang 'membunuh' X, itu adalah Elon Musk, bukan pengiklan.
"Jika X bangkrut, hasil penyelidikan akan mengungkapkan serangkaian keputusan kebijakan platform tersebut, seperti pemutusan hak kerja (PHK) karyawan, cuitan, dan komentar kejam Musk yang menghilangkan sumber pendapatan X," ujar Enberg.
X tidak hanya kehilangan pengiklan, tapi juga uang dari kandidat politik. Salah satu pelacak iklan politik, AdImpact memproyeksikan belanja iklan politik di Amerika Serikat pada pemilu 2024 mencapai US$ 10,2 miliar atau sekitar Rp 157 triliun (kurs Rp 15.480).
Alhasil, CEO Authentic, sebuah agen pemasaran yang menjadi konsultan kandidat politik partai Demokrat, termasuk Presiden AS Joe Biden Mike Nellis berencana akan berbicara dengan semua kliennya terkait memasang iklan di X atau tidak.
Pasalnya, X dikecam karena lemahnya memoderasi konten yang dinilai mengecam serangan Israel ke Gaza. Pengiklan tidak ingin iklan mereka muncul di samping konten yang 'tidak pantas'.
Imbasnya, belanja iklan untuk X di AS dari Januari hingga Oktober mengalami penurunan sebesar 64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selain pengiklan, pengguna aktif Twitter juga cabut. Pengguna aktif di AS turun sebesar 19% sejak Musk mengakusisi platform media sosial tersebut tahun lalu. (dc)