NASA Siapkan Strategi Baru untuk Selamatkan Astronaut Terjebak di Antariksa

Dua astronaut NASA terjebak di luar angkasa. Foto: DW (News)--

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini tengah merancang solusi baru untuk menyelamatkan dua astronaut yang saat ini terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Misi SpaceX Crew-9, yang awalnya direncanakan untuk menerbangkan empat astronaut, kini akan dikurangi menjadi hanya dua orang. Langkah ini diambil untuk menjemput astronaut NASA Butch Wilmore dan Suni Williams, yang tidak dapat pulang ke Bumi menggunakan kapsul Boeing Starliner.

Wilmore dan Williams terbang ke ISS dengan kapsul Starliner sebagai bagian dari uji coba berawak pertamanya. Meskipun kapsul ini diluncurkan pada 5 Juni, hanya dalam waktu 24 jam setelah peluncuran, kapsul tersebut menghadapi berbagai masalah. Pada fase akhir mendekati ISS, lima dari 28 mesin pendorong Starliner mati, dan kapsul juga mengalami kebocoran helium. Sejak itu, NASA dan Boeing telah melakukan berbagai analisis, termasuk uji coba mesin replika di Bumi untuk mengidentifikasi penyebab masalah.

Sebagai akibatnya, Wilmore dan Williams harus tetap berada di ISS hingga Februari 2025. Mereka kemungkinan akan pulang menggunakan kapsul Crew Dragon milik SpaceX, yang merupakan bagian dari misi Crew-9 yang dijadwalkan peluncurannya pada 24 September mendatang.

BACA JUGA:Astronot NASA Terjebak di Luar Angkasa, Kepulangan Direncanakan pada 2025

Dari empat astronaut yang awalnya dijadwalkan terbang, hanya dua yang akan berangkat ke ruang angkasa, yaitu Komandan Angkatan Luar Angkasa AS Nick Hague dan spesialis misi Roscosmos Aleksandr Gorbunov. Sementara itu, Zena Cardman dan spesialis misi Stephanie Wilson, yang seharusnya terbang, akan dialihkan ke misi mendatang.

Namun, misi ini menghadapi tantangan tambahan. Roket Falcon 9 SpaceX yang akan meluncurkan Crew Dragon dihentikan sementara setelah insiden terkait varian Falcon 9 yang digunakan untuk misi satelit SpaceX Starlink pada 28 Agustus. Federal Aviation Administration (FAA), NASA, dan SpaceX saat ini sedang melakukan penyelidikan untuk mengatasi masalah ini. (*)

 


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER