Literasi Menuju Generasi Emas 2045

Literasi Menuju Generasi Emas 2045--Foto: dok

Sebagian Dari pengguna media sosial tersebut adalah Generasi Digital Native yang memang sejak lahir Sudah berdampingan dengan teknologi dan Internet. 

Kecenderungan generasi digital native Menggunakan dan memanfaatkan media sosial Saat ini tentu dapat memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dampak positif yang Diperoleh dari penggunaan media sosial lebih Sedikit daripada dampak negatifnya. Dampak Positifnya, pengguna media sosial terutama Remaja dapat memperoleh jaringan pertemanan Yang meluas, dapat termotivasi dalam Pengembangan dirinya, hingga remaja bisa Belajar untuk memiliki rasa empati terhadap Sesamanya.

Namun di sisi lain, tercatat 11 (sebelas) dampak negatif yang bisa terjadi dan Dihadapi oleh remaja saat menggunakan dan Memanfaatkan media sosial, mulai dari dapat Mengganggu konsentrasi remaja saat belajar Karena terlalu asyik menyusuri media sosial, remaja menjadi malas bersosialisasi di dunia nyata, terdapat kejahatan dari penipuan, penculikan, kejahatan judi online hingga pelecehan terhadap remaja, hingga dapat membuat remaja kecanduan dan tidak dapat mengontrol diri dan waktu. 

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji persentase remaja mengalami kecanduan media sosial, dimana sebesar 51,4 persen remaja sudah kecanduan media sosial level rendah sementara sebesar 48,6 persen mengalami kecanduan media sosial level tinggi.

Sebagai “satu rangkaian Kemampuan individu untuk mengenali informasi saat diperlukan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi tersebut secara efektif”. 

Keterampilan literasi informasi merupakan serangkaian Kemampuan dan pemahaman seseorang agar Dapat menyadari kapan informasi tersebut Dibutuhkan, dapat menemukan informasi, kemudian mengevaluasi informasi, selanjutnya menggunakan informasi tersebut secara efektif hingga dapat mengkomunikasikan informasi secara etis. 

Bahkan, literasi dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan dari proses efektifnya pembelajaran di sekolah dalam rangka memfasilitasi siswa untuk bisa mencari dan mengolah informasi dalam konteks ilmu. pengetahuan yang dibutuhkan secara terampil.

Pemerintah Indonesia pun menyoroti rendahnya literasi remaja di Indonesia. Kemampuan literasi remaja di Indonesia yang rendah merupakan suatu kondisi yang memprihatinkan dan perlu diketahui penyebabnya.

 Salah satu penyebabnya adalah rendahnya minat baca dan budaya baca di kalangan remaja itu sendiri. Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya literasi adalah faktor internal dan faktor eksternal serta terdapat faktor kebiasaan yang menjadi faktor utama dan mendasar.

Untuk mewujudkan suatu masyarakat Khususnya remaja yang literat yang sesuai dengan definisi sebelumnya, diperlukan suatu upaya dari berbagai macam unsur. 

Pertama, perlunya dibangun individu yang memiliki motivasi tinggi untuk berpikir, membaca dan menulis. Hal tersebut tentunya perlu dilakukan sejak dini dengan memperhatikan unsur kedua, yakni keluarga.

Pendidikan dan pembiasaan di tengah keluarga menjadi hal yang sangat penting, itulah mengapa anak-anak yang “sukses” di sekolah cenderung memiliki struktur keluarga yang baik.

1 Adapun dalam falsafah pancasila yang terinspirasi dari falsafah Islam hal tersebut sudah dicantumkan setidaknya pada sila pertama dan kedua. Secara agak teknis, sila kedua membahas konsep adab dimana diantaranya hal tersebut berlaku didalam suatu struktur keluarga untuk menanamkan budaya ilmu.

Walaupun Sebenarnya, kemunculan praktik adab sendiri pun merupakan hasil dari suatu tradisi keilmuan. Setidaknya unsur selanjutnya adalah pemerintah Dan masyarakat yang perlu untuk memupuk Potensi baik dari unsur kedua tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER