Hilang 10 Hari, Warga Lubuklinggau Ditemukan Tinggal Kulit Berbalut Tulang di Kebun Karet

Hilang 10 Hari, Warga Lubuklinggau Ditemukan Tinggal Kulit Berbalut Tulang di Kebun Karet--

Jenazah korban sudah membusuk, ditemukan beserta peralatan kebun, lengkap masih menggunakan sepatu boat. jenazah korban langsung dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kelurahan Rahma.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha, melalui kapolsek Lubuklinggau Selatan AKP Nyoman Sutrisno saat dikonfirmasi. Membenarkan adanya penemuan jenazah di tengah kebun karet.

Kejadian serupa di Palembangm Deni Novriansyah (38), ditemukan warga dan istrinya gantung diri dengan cara menggunakan tali jemuran di dalam rumahnya.

Mirisnya, saat ditemukan jenazah Deni hanya tinggal tengkorak saja dan meninggalkan surat wasiat yang ditujukan kepada istri dan anaknya.

Penemuan jenazah Deni yang hanya tinggal tengkoraknya saja ini membuat geger warga Jalan Mataram Seberang, RT 32, RW 08, Kelurahan Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, pada Minggu 31 Maret 2024.

Saat ditemukan Deni gantung diri menggunakan tali jemuran, di ruang tengah rumahnya.

Kondisinya sudah membusuk, diduga sudah gantung diri beberapa hari lamanya. 

Warga dan petugas juga menemukan selembar surat wasiat yang ditulis Deni dan ditujukan kepada anak dan istrinya. 

Surat wasiat itu berisi: "Lesu nian nunggu kamu 3 beranak balek. Tedok tulah yang biso melupoke kamu, amanlah tebangun sakit lagi. Maaf aku tedok selamonyo, sayang aku kubawak tedok.”

Jenazah korban ditemukan pertama kali oleh istrinya yang pulang ke rumah kemarin dan ditemani adiknya. 

Mereka mendapati pintu rumah dalam kondisi tergembok. Karena curiga dengan kondisi suaminya tadi kemudian meminta bantu warga untuk mendobrak pintu rumah. 

"Setelah istrinya menemukan jenazah suaminya tergantung, dia memberitahukan ketua RT setempat, Edi Kusuma (54). Warga pun berdatangan. Anggota kami juga mendatangi TKP,” kata Kapolsek Kertapati Iptu Angga Kurniawan STrK SIK.

Saat ditemukan, leher korban terlilit tali jemuran, kakinya agak menekuk dan kondisinya sudah membusuk. 

"Kita melakukan olah TKP. Namun, saat jenazah korban hendak dibawa ke RS Bhayangkara M Hasan Palembang, istrinya menolak dan menandatangani surat pernyataan penolakan visum,” terang Angga.

Menurut keterangan tetangga dan saksi, korban nekat mengakhiri hidupnya karena diduga depresi setelah istri dan anak-anaknya pergi dari rumah dan tiga hari tidak pulang. “Jadi diduga sering melamun, mungkin karena tidak tahan dia gantung diri. Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan," tutup Angga.(sumeks/zul)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER