Wabah Virus Ngorok Menggila di OKI, Peternak Kerbau Merugi Jutaan Rupiah
Wabah Virus Ngorok Menggila di OKI, Peternak Kerbau Merugi Jutaan Rupiah--
"Semoga sisa kerbau 10 ekor sehat dan tidak terjangkit virus ngorok," ucapnya.
H Idham pun berharap bantuan bibit ternak benar-benar terealisasi agar mereka dapat kembali beternak kerbau dan pulih dari musibah ini.
"Jadi, kerbau-kerbau yang kena virus ngorok itu mati begitu saja dan bangkainya dikuburkan. Kalau ngomong rugi ya jelas rugi, dimana 1 ekor kerbau yang ukuran besar bisa dijual Rp25 juta," bebernya.
BACA JUGA:KPU Muara Enim Buka 110 Lowongan PPK Pemilu 2024, Cek Syarat dan Cara Daftar
BACA JUGA:Kepala Karantina Sumatera Selatan Dukung Fasilitasi Ekspor Vanili untuk Pasar Internasional
Wabah virus SE ini menjadi pengingat penting bagi peternak untuk selalu menjaga kesehatan ternak mereka dan menerapkan biosekuriti yang ketat.
Pemerintah pun perlu memberikan dukungan yang lebih maksimal kepada peternak, baik dalam bentuk edukasi, pencegahan, maupun penanggulangan wabah penyakit hewan.
Diberitakan sebelumnya, Ratusan kerbau di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mati mendadak sejak pertengahan Maret 2024.
Kematian ratusan kerbau di Ogan Komering Ilir (OKI) diduga disebabkan oleh penyakit ngorok, yang merupakan gejala dari virus Septicaemia Epizootica (SE).
Kerbau-Kerbau yang masih hidup dipindahkan dari Dusun Rasau Desa Riding di Sungai Rasau, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI, ke lingkungan rumah di Desa Pulau Layang, Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI.
Pemindahan ini dilakukan oleh para peternak sebagai upaya untuk mencegah penularan virus Septicaemia Epizootica (SE) yang telah menyebabkan kematian ratusan kerbau di Ogan Komering Ilir (OKI).
Diungkapkan H Idham, kejadian yang menimpa hewan ternak kerbau di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam dan juga Kecamatan Pampangan baru pertama kali seperti ini. Dahulu-dahulu tidak pernah ada hewan ternak mati mendadak.(sumeks/*)