Pertamina EP Limau Field Sabet Gold Award EPSA 2025 Berkat Inovasi Lingkungan di Desa Air Talas

Pertamina EP Limau Field Sabet Gold Award EPSA 2025 Berkat Inovasi Lingkungan di Desa Air Talas--
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM – PT Pertamina EP Limau Field, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, kembali menorehkan prestasi membanggakan.
Dalam ajang Eco Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) 2025, perusahaan ini berhasil meraih Gold Award pada kategori Community Development berkat terobosannya dalam pemberdayaan masyarakat lewat program GEMA DEWATA (Gerakan Masyarakat Wujudkan Air Talas Mandiri).
Manager Community Involvement & Development (CID) Regional 1, Iwan Ridwan Faizal, menyebut penghargaan tersebut menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi erat antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah desa mampu menghasilkan solusi ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan.
Program GEMA DEWATA lahir dari keresahan warga Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, yang menghasilkan limbah kulit jeruk dalam jumlah besar. Daripada terbuang percuma, limbah tersebut kini diolah menjadi biodegradable plastic.
BACA JUGA:Ratusan Pekerja Paruh Waktu Ogan Ilir, Ramaikan Puskesmas TimbanganBACA JUGA:Dari Papua untuk Energi Nasional: Pertamina Drilling Siapkan Generasi Muda Bersertifikat Migas
Hasilnya luar biasa: sebanyak 10,4 ton kulit jeruk per tahun berhasil dimanfaatkan, sekaligus berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 10.957,50 ton CO2eq per tahun. Langkah ini juga selaras dengan visi Pertamina menuju konsep zero waste.
Tidak hanya ramah lingkungan, program ini juga mendatangkan keuntungan ekonomi. Berdasarkan kajian Social Return on Investment (SROI), setiap Rp1 yang ditanam dalam program GEMA DEWATA menghasilkan nilai manfaat Rp2,54. Tingginya dampak ini juga tercermin dari nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang mencapai 93,23% dengan kategori Sangat Baik.
Sekitar 350 kepala keluarga di Desa Air Talas kini merasakan langsung manfaatnya. Dengan kebun jeruk yang mampu dipanen tiga kali setahun, total produksi mencapai 300 ton jeruk per tahun. Alih-alih hanya menjual buah segar, warga kini mampu meningkatkan nilai tambah dengan diversifikasi produk berbahan dasar kulit jeruk.
Penghargaan EPSA 2025 yang digelar oleh Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Minggu (31/8/2025) di Semarang, menjadi panggung apresiasi bagi berbagai inovasi berkelanjutan dari industri di seluruh Indonesia. Fokus utama penghargaan ini adalah pada inovasi lingkungan, kolaborasi multipihak, serta dampak sosial yang berkesinambungan.
BACA JUGA:Terobosan Batch Drilling, Pertamina EP Pacu Produksi Minyak dan Gas di Benuang
“Apresiasi ini menjadi suntikan semangat bagi kami untuk terus menghadirkan program CSR yang bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga mengangkat kesejahteraan masyarakat,” ungkap Iwan.
Pertamina EP Limau Field menegaskan akan terus menjaga keseimbangan antara kinerja bisnis dan kontribusi sosial-lingkungan.