Kebanjiran Rezeki, Tak Jual Bendera One Piece

Warna merah putih kini mendominasi jalan Protokol dan sudut kota atas kehadiran pedagang bendera musiman yang menjajakan aneka perlengkapan. Foto: Ros Prabupos--
PRABUMULIH – Nuansa kemerdekaan mulai terasa di Kota Prabumulih seiring mendekatnya Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025.
Warna merah putih kini mendominasi jalan Protokol dan sudut kota atas kehadiran pedagang bendera musiman yang menjajakan aneka perlengkapan HUT RI.
Di kawasan strategis seperti Tugu Kecil, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Padat Karya, area pasar, hingga simpang-simpang utama, lapak-lapak bendera mulai bermunculan.
Fenomena tahunan ini bukan hanya mempercantik kota, tapi juga menjadi penggerak ekonomi rakyat, terutama sektor mikro.
Beragam jenis produk ditawarkan, mulai dari bendera kecil untuk kendaraan, ukuran sedang untuk rumah, hingga backdrop besar yang biasanya digunakan untuk menghias kantor pemerintahan, sekolah, dan gedung perkantoran.
Harga pun bervariasi, mulai Rp15 ribu untuk bendera kecil, dan hingga Rp300 ribu untuk backdrop besar, tergantung bahan dan ukuran.
“Kalau cuaca mendukung dan pembeli ramai, saya bisa menjual sampai 20 bendera per hari. Tapi kalau sepi, paling hanya 3 atau 5,” ungkap Vina (32), salah satu pedagang musiman yang sudah sepekan berjualan di sekitar Tugu Kecil.
Produk yang paling banyak diminati instansi adalah backdrop merah putih sepanjang 3 hingga 5 meter. Meski keuntungan cukup menggiurkan, persaingan antar pedagang tetap menjadi tantangan tersendiri.
Sementara ditanya apakah juga menyediakan atau menjual bendera One Piece, Vina mengaku sama sekali tak ada bendera lain selain merah putih. "Kami hanya menjual pernak pernik 17 Agustus, " ucap perempuan yang setiap tahun menjual bendera ini.
Tak sedikit dari para pedagang ini merupakan pendatang dari luar daerah seperti Palembang, Muara Enim, dan Lahat, yang sengaja datang ke Prabumulih demi mencari rezeki selama momen kemerdekaan.
Kehadiran pedagang musiman ini sudah menjadi tradisi tahunan yang turut menghidupkan suasana HUT RI di Prabumulih. Pemerintah kota pun memberikan kelonggaran selama aktivitas dagang tidak mengganggu ketertiban umum, lalu lintas, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan.
“Backdrop panjang paling laris dibeli kantor-kantor. Persaingan memang ketat, tapi ini jadi sumber rezeki utama tiap tahun,” ujar Vina.
Ahmad pedagang lainnya, juga mengaku tak menyediakan bendera One Piece. "Semua yang kami jual bendera merah putih dan pernak pernik kemerdekaan HUT RI," katanya mengaku bendera yang dijual dari Bandung.
Bagi sebagian warga, membeli dan memasang bendera bukan hanya bentuk cinta tanah air, tetapi juga rutinitas menjelang 17 Agustus.
“Saya beli bendera seharga Rp25 ribu buat dipasang di depan rumah. Kalau yang terlalu kecil, kurang kelihatan,” kata Dian, seorang warga Prabumulih.
Dengan semakin dekatnya tanggal 17 Agustus, para pedagang berharap akan terjadi lonjakan permintaan, terutama dari warga dan instansi pemerintahan yang mulai menghias lingkungan mereka.
Momen ini tidak hanya menjadi simbol nasionalisme, tapi juga membawa berkah tersendiri bagi para pelaku usaha kecil yang menggantungkan hidupnya dari penjualan atribut kemerdekaan.(*)