99 Persen Karhutla di Sumsel Karena Ulah Manusia, 1.732 Hotspot Terpantau Selama 7 Bulan

99 Persen Karhutla di Sumsel Karena Ulah Manusia, 1.732 Hotspot Terpantau Selama 7 Bulan--Antara

PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menghantui Sumatera Selatan (Sumsel). 

Data terkini mencatat, sepanjang Januari hingga 11 Juli 2025, terdeteksi 1.732 titik panas (hotspot). Rinciannya, 1.497 hotspot pada Januari–Juni, ditambah 235 hotspot sepanjang 1–11 Juli. Total lahan yang sudah terbakar mencapai 43 hektare.

“Kalau gambut sudah terbakar, akan sangat sulit dipadamkan. Maka dari itu, upaya pencegahan adalah kunci utama,” ujar Sekretaris Daerah Sumsel, H Edward Chandra, saat rapat koordinasi lintas sektor di Hotel Harper Palembang. Diketahui, Sumsel memiliki 1,4 juta hektare lahan gambut yang rawan terbakar.

Edward menegaskan, sebagian besar kebakaran dipicu ulah manusia. “Sekitar 90 persen penyebab karhutla karena ulah manusia jahil,” katanya. 

BACA JUGA:Balita Sehat Palembang Dinilai Pakai Standar WHO, Ceysia dan Arkarna Raih Juara Pertama

BACA JUGA:Bawaslu Palembang dan Pemkot Sinergi Perkuat Pengawasan Pemilu

Oleh sebab itu, perusahaan perkebunan seperti sawit, karet, dan Hutan Tanaman Industri (HTI) diminta aktif mencegah kebakaran dengan menyiapkan alat berat, selang panjang, dan mengadakan pelatihan masyarakat. “Bila masih terjadi kebakaran, aparat penegak hukum berhak turun tangan,” tegasnya.

Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada Juli–Agustus, dengan kondisi lebih kering dibandingkan 2024, meski masih lebih basah ketimbang 2023. “Alhamdulillah sampai saat ini masih turun hujan,” kata Edward. Jumlah hotspot dan karhutla pun tercatat menurun drastis dibandingkan tahun lalu.

“Sejak Januari hingga awal Juli 2025, hanya ada sekitar 40 kejadian kebakaran. Ini jauh menurun dari tahun lalu yang mencapai ribuan kasus,” ungkap Kabid Perlindungan, Konservasi SDA dan Ekosistem Dinas Kehutanan Sumsel, Syafrul Yunardi.

Syafrul juga menegaskan, hampir seluruh kasus karhutla disebabkan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

BACA JUGA:Komitmen Ratu Dewa–Prima Salam Terealisasi, Ribuan Siswa Baru Terima Seragam Sekolah Gratis

BACA JUGA:Ratu Dewa-Prima Salam Tunaikan Janji Bagikan Seragam Sekolah Gratis

 “Mereka buka lahan dengan cara membakar,” ucapnya. Patroli dan edukasi pun terus digencarkan, termasuk memberikan pemahaman bahwa membakar lahan melanggar hukum dan membahayakan ekosistem serta kesehatan.

Sebagai solusi, pemerintah mengusulkan pemberian alat pertanian mekanis seperti hand traktor agar masyarakat tak lagi bergantung pada metode bakar. “Kalau tidak, masyarakat tetap akan membakar karena tidak punya solusi lain,” jelas Syafrul.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER