Menelusuri Jejak Islam Tua di Masjid Agung Palembang: Warisan Sejarah dan Keindahan Arsitektur Multikultur

Masjid Agung Palembang: Destinasi Wisata Religi Penuh Sejarah dan Keindahan Arsitektur--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Di tengah pesatnya perkembangan kota Palembang, berdiri megah sebuah bangunan bersejarah yang menjadi simbol keagamaan dan kebudayaan: Masjid Agung Palembang. Terletak di pusat kota, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban Islam kuno yang mengandung nilai historis, budaya, dan keindahan arsitektur luar biasa.
Warisan Islam Berusia Ratusan Tahun
Masjid Agung Palembang dibangun pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, seorang tokoh penting dalam sejarah Kesultanan Palembang Darussalam. Diresmikan pada tahun 1748, masjid ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia dan menjadi bukti kuat bahwa Islam telah lama berkembang di wilayah ini.
Dulunya dikenal dengan nama Masjid Sultan, bangunan ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan bahkan politik pada masanya. Kini, masjid ini berdiri di lokasi strategis hanya beberapa langkah dari Jembatan Ampera dan Sungai Musi membuatnya sangat mudah dijangkau oleh wisatawan.
Daya tarik utama Masjid Agung Palembang adalah gaya arsitekturnya yang memadukan unsur Melayu, Jawa, dan Tionghoa. Atap limas tumpang dua yang khas mengingatkan pada masjid-masjid kuno di Jawa, seperti Masjid Demak dan Kudus.
Motif ukiran dan ornamen interior mencerminkan budaya Melayu yang kuat, sementara sentuhan arsitektur Tionghoa dapat ditemukan pada bentuk atap menara utama yang menyerupai pagoda. Kombinasi ini menggambarkan akulturasi budaya dan harmoni antar komunitas yang telah berlangsung selama berabad-abad di Palembang.
Masjid ini bukan hanya tempat salat lima waktu, tetapi juga menjadi pusat kegiatan Islam di Palembang. Mulai dari pengajian rutin, ceramah keagamaan, hingga peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Nuzulul Quran.
Khusus di bulan Ramadan, suasana di sekitar masjid sangat hidup. Ribuan orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama, salat tarawih, hingga itikaf. Nuansa spiritual yang terasa begitu kuat menjadikan masjid ini sebagai salah satu magnet wisata religi yang banyak diminati.
Masjid Agung Palembang terbuka untuk wisatawan dari berbagai latar belakang. Di dalam kompleks masjid, tersedia museum mini yang menampilkan artefak, manuskrip kuno, serta informasi sejarah tentang masuknya Islam ke Sumatera Selatan.
Pengunjung juga bisa mengikuti tur edukatif yang dipandu oleh pemandu lokal, lengkap dengan fasilitas multimedia interaktif—menjadikan kunjungan ke masjid ini tidak hanya bermakna spiritual, tetapi juga informatif dan menghibur.
Akses Mudah dan Terintegrasi dengan Objek Wisata Lain
Berada di Kawasan Pasar 16 Ilir, Masjid Agung sangat dekat dengan berbagai ikon wisata lain di Palembang, seperti:
-
Jembatan Ampera
-
Benteng Kuto Besak
-
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Wisatawan dapat merancang kunjungan terpadu: menyusuri Sungai Musi dengan perahu tradisional, menikmati kuliner khas seperti pempek dan tekwan, lalu menutup hari dengan ibadah atau berziarah di Masjid Agung.