Kemenkes Ajak Masyarakat Waspadai DBD di Musim Hujan

Kemenkes Ajak Masyarakat Waspadai DBD di Musim Hujan--
JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Direktur Penyakit Menular dari Kementerian Kesehatan Indonesia, Dr. Ina Agustina Isturini, mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kerap kali meningkat tajam selama musim hujan.
Ia menjelaskan bahwa meskipun DBD dapat terjadi sepanjang tahun, musim hujan menjadi waktu yang rentan bagi munculnya peningkatan angka kasus.
"Dengue merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini dapat muncul sepanjang tahun, namun frekuensi dan intensitas penyebarannya cenderung lebih tinggi pada saat musim hujan, yang menyebabkan meningkatnya jumlah kasus DBD secara signifikan," ujar Ina Agustina dalam acara bertajuk “Langkah Bersama Cegah DBD” yang diselenggarakan di Jakarta pada Sabtu, 15 Februari 2025.
BACA JUGA:Konsumsi Mie Instan Terlalu Sering? Ini Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Khasiat Teh Melati, Dari Meningkatkan Daya Tahan Tubuh hingga Menjaga Kesehatan Jantung
Ina Agustina menjelaskan bahwa DBD, yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, tidak hanya menjadi ancaman bagi kesehatan, tetapi juga membawa dampak negatif yang cukup besar terhadap produktivitas masyarakat dan memberikan beban berat pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Penyakit ini telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang sangat meresahkan, dengan meningkatnya angka kematian yang berhubungan langsung dengan komplikasi DBD, seperti syok dengue yang dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Menurut data terbaru yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan, sejak awal tahun 2025 hingga 3 Februari, tercatat sudah ada 6.050 kasus DBD dengan 28 kasus kematian yang tersebar di lebih dari 200 kabupaten/kota di 23 provinsi.
Angka ini menunjukkan betapa pentingnya langkah-langkah pencegahan yang harus diambil, mengingat potensi penyebaran yang dapat meningkat lebih besar lagi dalam beberapa bulan ke depan.
Sebagai respons terhadap ancaman ini, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk menanggulangi penyebaran penyakit dengue.
BACA JUGA:Inilah 8 Manfaat Mengkonsumsi Minuman Jahe untuk Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Mengenal Kacang Panjang, Sumber Nutrisi yang Menyokong Kesehatan Jantung dan Pencernaan
Program-program pengendalian vektor nyamuk, yang merupakan sumber utama penularan virus dengue, terus diperkuat. Salah satunya adalah Gerakan 3M Plus, yang merupakan serangkaian kegiatan untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Gerakan ini mencakup empat langkah penting, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat berkembang biak, mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air, serta menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau lotion anti-nyamuk.