DeepSeek Bikin AI Kian Mengerikan, Pakar Peringatkan Risiko Besar!

--

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat, tetapi juga menimbulkan risiko yang mengkhawatirkan. Yoshua Bengio, salah satu pionir AI yang dijuluki Godfather AI, memperingatkan bahwa sistem AI canggih seperti DeepSeek dapat meningkatkan potensi penyalahgunaan teknologi untuk tindakan kriminal.

"Persaingan yang semakin ketat di industri AI bisa berdampak buruk pada keamanan," ujar Bengio dalam wawancara dengan Nature, Jumat (31/1/2025). Ia menyoroti bahwa perusahaan-perusahaan AI, termasuk OpenAI yang mengembangkan ChatGPT, mungkin lebih fokus mengejar keunggulan dibanding memperhatikan aspek keselamatan.

AI Semakin Pintar, Tapi Juga Semakin Berbahaya

Peringatan Bengio ini didukung oleh laporan International AI Safety Report, yang ditulis oleh 96 pakar AI termasuk pemenang Hadiah Nobel Geoffrey Hinton. Laporan tersebut mengungkap bahwa sejak Mei 2024, AI serbaguna seperti chatbot semakin mahir dalam berbagai bidang, termasuk mengidentifikasi kelemahan sistem keamanan, bahkan memberikan panduan teknis pembuatan senjata biologis dan kimia.

Menurut laporan itu, model AI terbaru bisa menyusun instruksi detail yang melebihi kemampuan ahli berpengalaman. Bahkan, OpenAI sendiri mengakui bahwa model AI canggih mereka dapat membantu para spesialis dalam merancang ancaman biologis.

Namun, laporan ini juga menyebut bahwa meskipun AI memiliki potensi besar dalam bidang medis dan industri, ada kekhawatiran bahwa teknologi ini bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Deepfake dan Serangan Siber: Ancaman Nyata di Era AI

Selain risiko dalam bidang keamanan, laporan tersebut juga menggarisbawahi peningkatan signifikan dalam deepfake. Teknologi ini memungkinkan penciptaan gambar dan suara yang menyerupai orang asli, yang telah digunakan dalam berbagai penipuan, pemerasan, dan pembuatan konten ilegal.

Ada pula ancaman terkait model AI sumber terbuka, seperti Llama dari Meta, yang bisa diunduh dan dimodifikasi dengan mudah. Sementara AI sumber tertutup memiliki pengamanan yang lebih ketat, model sumber terbuka berisiko digunakan untuk tujuan berbahaya oleh kelompok kriminal atau individu dengan niat jahat.

AI Bisa Menggantikan Pekerjaan Manusia, Tapi Juga Menguntungkan Teroris?

Salah satu perkembangan yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya model AI dengan kemampuan penalaran tingkat tinggi. Bengio menyoroti model terbaru dari OpenAI, o3, yang dianggap melampaui ekspektasi banyak pakar AI.

"Tren ini bisa membawa dampak besar bagi pasar kerja. AI yang lebih cerdas dapat menggantikan banyak tugas manusia, tetapi juga bisa digunakan oleh kelompok teroris," ungkapnya.

Namun, Bengio menambahkan bahwa saat ini AI belum memiliki kemampuan untuk merencanakan strategi jangka panjang yang memungkinkan mereka bertindak tanpa kendali manusia. "Jika AI tidak bisa berpikir dalam jangka panjang, maka kecil kemungkinan mereka bisa lepas dari kendali kita," ujarnya.

Kesimpulan: Masa Depan AI Ada di Tangan Manusia

Laporan International Scientific Report on the Safety of Advanced AI menegaskan bahwa perkembangan AI bisa membawa dampak positif maupun negatif. AI dapat menjadi alat yang membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi jika tidak diatur dengan baik, bisa menjadi ancaman serius bagi keamanan global.

Bengio menekankan bahwa masa depan AI bergantung pada keputusan masyarakat dan pemerintah. "Jangan sampai AI menjadi sesuatu yang 'terjadi' pada kita. Keputusan kita hari ini akan menentukan apakah teknologi ini membawa manfaat atau justru bahaya," pungkasnya.

Dengan pesatnya perkembangan AI, apakah kita siap menghadapi tantangan yang akan datang? (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER