Ini Toh Alasan Banyak Stasiun MRT Jakarta Nggak Punya Parkiran

Foto: Dok. MRT Jakarta--

Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat buka-bukaan terkait dengan alasan kebanyakan Stasiun MRT Jakarta tidak memiliki tempat parkir atau park and ride area. Hal ini dilakukan demi mendorong penggunaan transportasi umum.

Tuhiyat mengatakan, apabila ada area parkir di setiap Stasiun MRT di tengah Jakarta malah akan menambah aliran kendaraan pribadi masuk ke tengah kota. Alhasil, kemacetan pun menanti.

"Saya sering katakan kepada pemerintah, jangan pernah membangun park and ride di tengah kota. Karena apa? Kalau ada park and ride di tengah kota, maka kalau ada yang masuk adalah kendaraan pribadi masuk ke Jakarta yang akan mengakibatkan transportasi publik macet," jelasnya, di dalam acara Peresmian Stasiun Senayan Mastercard, stasiun tersebut, Senin (18/12/2023).

Kondisi ini justru berpotensi membuat fungsi transportasi publik perkotaan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, Tuhiyat mengatakan, pihaknya akan membangun park and ride di stasiun-stasiun paling ujung. Salah satunya ialah Stasiun Lebak Bulus Grab.

"Bangun park and ride di ujung dan di ujung. Oleh karena itu, MRT Jakarta sedang bangun di Lebak Bulus," ujarnya.

Tuhiyat mengatakan, saat ini proses pembangunan park and ride di Stasiun Lebak Bulus Grab masih terus berlangsung. Harapannya, pembangunannya bisa segera dirampungkan.

"Kita doakan mudah-mudahan bisa cepat, itu park and ride yang terbesar. Nanti kita akan bangun di ujung lagi supaya masyarakat bisa menggunakan transportasi publik MRT, LRT, Trans Jakarta, kereta bandara, KRL, dan sebagainya. Itu adalah mandat nomor dua (dari Pemprov DKI Jakarta). Kita disuruh mengoperasikan dan maintain station MRT," katanya.

Paralel dengan pembangunan tersebut, juga terus didorong pembangunan jalur penyeberangan pejalan kaki seperti jembatan penyeberangan orang (JPO). Selain itu, juga terus dikembangkan kawasan-kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD).

"Ke depan kita akan bangun dan benahi Stasiun Bus Trans Jakarta di Blok M. Sehingga nanti akan terkoneksi dengan Peruri dan ASEAN. Masuk Istora Senayan, dan juga Dukuh Atas, kita bangun jembatan yang mengkonekan LRT Jabodebek yang sekarang dibangun menuju KRL, dan MRT dan Trans Jakarta," ungkapnya.

"Jadi pedestrianisasi di Blora, kita larang kendaraan dan kita dorong green di sana. Supaya apa? Supaya kita masyarakat, jadi seamless dalam melakukan journey dari satu mode ke mode lain dan dari satu mode dengan building. Sehingga menjadi seamless. Ini adalah upaya khusus mandat nomor tiga," sambungnya.

Di sisi lain, MRT Jakarta terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta. Tuhiyat mengatakan, dalam 1,5 tahun terakhir pihaknya sudah merogoh kocek hingga Rp 1,5 triliun.

"Mudah-mudahan bisa memberikan wajah Jakarta lebih baik, terutama kita akan dihadapkan kepada Jakarta menjadi the global city in the world. Karena rencana kita ibu kota akan dipindah keluar. Tapi tetap Jakarta menjadi kota yang besar dan global city, jadi ini seiring dengan pembahasan UU terkait dengan Daerah Khusus Jakarta," pungkasnya. (dc)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER