UGM Targetkan 17% Guru Besar pada 2027: Strategi Menuju Pendidikan Unggul
UGM --
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kualitas pendidikan melalui peningkatan jumlah guru besar. Dengan target mencapai 17% guru besar pada tahun 2027, UGM menjadikan langkah ini sebagai bagian penting dalam upaya mempertahankan reputasi sebagai salah satu universitas riset terbaik di Indonesia.
Hingga awal 2024, sebanyak 81 dosen UGM telah resmi menerima Surat Keputusan (SK) Kenaikan Jabatan Akademik Guru Besar, sehingga total guru besar di UGM kini mencapai 523 orang atau sekitar 15,57% dari keseluruhan dosen. Capaian ini menjadi pijakan untuk mencapai target strategis yang dicanangkan universitas.
Direktur Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D., menegaskan bahwa peningkatan jumlah guru besar ini merupakan langkah strategis jangka panjang untuk mendorong dosen mencapai puncak karier akademik mereka. "Pada tahun lalu, ada 101 dosen yang berhasil meraih gelar guru besar, sementara tahun 2022 mencatat 41 orang. Sebelumnya, pengajuan kenaikan jabatan biasanya berkisar antara 20 hingga 30 orang per tahun," ujarnya dalam konferensi pers pada Senin (6/1).
Proses kenaikan jabatan di UGM juga menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi. Berdasarkan evaluasi Kementerian Pendidikan pada 23 Desember 2024, hanya 12% pengajuan kenaikan jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar yang ditolak. Angka ini mencerminkan sinergi antara dosen, departemen, dan universitas dalam memenuhi standar angka kredit yang ditetapkan.
Salah satu tantangan utama dalam pencapaian jabatan guru besar adalah publikasi di jurnal internasional bereputasi. Prof. Suadi mengungkapkan, selain memenuhi syarat akademik, dosen juga harus mempersiapkan aspek administrasi secara menyeluruh agar pengajuan berjalan lancar. Untuk mendukung hal ini, UGM telah memperkuat sistem administrasi yang terintegrasi, termasuk Penilaian Angka Kredit (PAK), guna meminimalkan risiko penolakan administratif.
UGM juga memberikan dukungan kepada dosen melalui berbagai program riset yang membantu pengumpulan data untuk publikasi. Pemanfaatan pemetaan jabatan fungsional dosen berbasis angka kredit menjadi strategi utama dalam memberikan bantuan yang tepat sesuai kebutuhan. Dengan kebijakan ini, UGM berharap proses kenaikan jabatan dapat berlangsung lebih cepat.
Peningkatan jumlah guru besar tidak hanya mendongkrak kualitas pendidikan di UGM, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 terkait Pendidikan Berkualitas. Para guru besar diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi — pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat — sehingga mampu mendukung pembangunan berkelanjutan, termasuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dalam kompetisi akreditasi perguruan tinggi yang semakin ketat, keberadaan guru besar menjadi salah satu indikator penting. Penambahan jumlah ini memperkuat posisi UGM dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Guru besar adalah motor penggerak inovasi dan solusi atas tantangan masyarakat. Dengan jumlah yang terus bertambah, kami optimistis kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di UGM akan semakin maju,” kata Prof. Suadi.
Keberhasilan ini menegaskan komitmen UGM untuk terus berkontribusi sebagai universitas kelas dunia yang memberikan dampak signifikan bagi pembangunan bangsa.