Humoris Namun Tetap Tegas, Inilah Tips Pardosi Mendidik Paskibraka Prabumulih
Pardosi Bersama para pelatih dan tim medis seleksi Paskibraka Prabumulih 2024--
KORANPRABUMULIHPOS.COM- Untuk menjadikan anggota Paskibraka yang memiliki disiplin tinggi, beretika yang baik dan dapat melaksanakan tugas dengan benar, tidak mudah dan tidak didapat secara instan.
Namun diperlukan masalah latihan dalam waktu yang panjang, dan juga dengan pelatih yang tentunya dapat menjadi contoh bagi para Paskibraka. Ada beberapa tips penting yang diterapkan oleh Pelatih Paskibraka Prabumulih agar peserta dapat mengikuti tahapan latihan dengan baik.
Salah satunya seperti diceritakan oleh Sersan Kepala D. Pardosi, anggota Koramil 404-02/Prabumulih, Kodim 0404/ Muara Enim. Diakuinya selama menjadi pelatih paskibraka tentu banyak kesan yang dialaminya. Diawali dari seleksi yang memang benar benar sangat ketat di sekolah, sudah bisa lihat bagaimana antusias para murid dengan harapan bisa ikut, sampai akhirnya terpilih ke tingkat kota Prabumulih.
"Menjadi pelatih paskibraka tentunya kita harus bisa menempatkan diri, kapan sebagai pelatih, kapan sebagai teman, kapan sebagai guru atau pendidik, bahkan kapan kita sebagai orang tua," ujar pria yang menjadi pelatih Paskibraka di Kota Prabumulih sejak tahun 2015 ini, Selasa 31 Desember 2024.
BACA JUGA:Kantah Prabumulih Susun Strategi Kinerja 2025
Selama pelaksanaan menempa peserta Paskibraka, ada tahap-tahap yang lakukan dalam pola pelatihan, misalnya minggu pertama pelatihan, lebih dominan sebagai pelatih, karena ingin mereka punya fisik yang prima dan membentuk fisikis yang prima, karena itu merupakan dasar dari pelatihan.
"memang kita tidak boleh semata mata terus bergaya jadi pelatih, Pada masa ini hampir setiap hari saya menunjukkan wajah tidak bersahabat, karena saya ingin memproses mereka untuk mempunyai karakter yang baik dan disiplin yang tinggi," jelasnya.
Pada minggu kedua, suami Ronauli Tampubolon, S. PAK ini, mulai menunjukkan sifat sebagai abang dan guru atau pendidik bagi peserta. "pada posisi ini, saya harus bisa memberikan jawaban dari setiap apa yg mereka butuhkan, karena saya sudah mulai mengajak ngobrol dan mereka biasanya sudah mulai ingin dekat dengan saya, sehingga mereka sudah mulai berani bertanya, namun sikap tegas tetap saya pegang," kata pria tiga anak ini.
Dia mencontohkan, Saat lari siang misalnya, ada saja yg keseleo, kram kaki, perut kembung.. Nah, Disini dia sebagai pelatih harus tetap mendampingi mereka dan mengatasi masalahnya, karena mereka biasanya masih ada keraguan untuk jujur tentang kondisinya, sehingga dia harus pro aktif melihat kondisinya, misalnya ngurut kaki, hingga melepas sepatunya.
BACA JUGA:Kamu Harus Tau, Ini Daftar Hari Libur dan Cuti Bersama Tahun 2025
Lalu minggu ketiga dan seterusnya, Pria yang akrab di Sapa Bang Pardosi ini, mulai tunjukkan sikap sebagai orang tua, karena kalau dilihat dari umur kan mereka memang seumuran dengan anaknya, jadi pada momen inilah, dia menegaskan perlakuan pada peserta, kapan sebagai pelatih, kapan sebagai pendidik dan sebagai orang tua.
"Saya mulai lebih sering komunikasi dengan mereka secara pribadi, misalnya saya ajak canda kecil, yah, walaupun seperti mengejek namun tujuannya untuk menghibur, Sudah makan belum, ada rasa sakit gak, tinggal dimana, tali sepatunya kita benari, rambutnya kadang kita ikat walapun sekedar memakai tali komando dan bahkan keringatnya saat latihanpun kita lap," katanya menceritakan kisahnya mengakrabkan diri dengan didikannya.
Pada momen ini mereka sudah mulai berani sama saya tentang apa yang mereka rasakan, mereka curhat, mereka bercanda. Terlepas dari semua itu, sikap tegas adalah menjadi prioritas, kapan waktu main main, kapan waktu latihan dan awalnya agak susah, namun karena sudah terbiasa, yah jadi bisa.
Misalnya habis marah marah, tidak lama kemudian harus bisa mengubah situasi menjadi berteman dan canda. Sehingga adek adek terbiasa dengan kondisi ini dan latihanpun jadi enjoy dan tidak stress.