Bos Buruh Respons Netizen: Baru Macet 3-4 Jam, Kami Macet Ekonomi Bertahun-tahun
--
Jakarta - Aksi massa buruh menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di Tol Cipularang berimbas pada kemacetan yang panjang. Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan ada masyarakat kelas menengah ke atas yang menggerutu saat terjebak kemacetan tersebut.
Lantas Said Iqbal pun meminta kepada masyarakat untuk berimbang dalam hal berpikir dan menilai. Masyarakat kelas menengah ke atas berbeda dengan para buruh.
Mereka tidak merasakan kesulitan ekonomi yang sedang diperjuangkan buruh. Di mana, besaran UMP yang tidak sesuai dengan biaya hidup di Jakarta. Berdasarkan hasil survei biaya hidup yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan biaya hidup di Jakarta tembus Rp 15 juta per bulan.
"Ya ada yang menggerutu kelas menengah ya. Anda baru macet kendaraan ini kelas menengah atas, kami ini macet ekonomi, saya minta lah berimbang lah dan menilai. Anda baru macet 3-4 jam di jalan, para jutaan buruh ini macet ekonominya nombok Rp 10 juta," kata Said Iqbal dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (15/12/2023).
Meski begitu, Said Iqbal meminta maaf atas kemacetan panjang yang terjadi di Tol Cipularang. Namun, kejadian ini tidak menghentikan perjuangan para buruh.
Dia juga meminta masyarakat untuk jangan menyalahkan para buruh begitu saja. Menurutnya, yang terjebak kemacetan kemarin juga menjadi bagian yang diperjuangkan oleh buruh.
"Terhadap impact kemacetan kami minta maaf, tapi tidak menghentikan para buruh. Anda kemarin yang macet 10 km, Anda yang selama ini menggerutu karena kemacetan, sabarkan. Anda juga sedang diperjuangkan upahnya oleh para buruh ini, saya minta keseimbangan dalam berpikir dan keseimbangan memilah," lanjutnya.
Dia menegaskan persoalan kemacetan, tentunya pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak terkait. Misalnya, di jalan umum, mereka akan melibatkan pihak keamanan. Namun, jangan melarang para buruh untuk terus melakukan aksi. (dc)