Wacana Kurikulum Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka
Wacana Kurikulum Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka--Istimewa
2. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan)
Pilar kedua, Joyful Learning, menekankan pada pentingnya menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan.
Tujuan utamanya adalah agar siswa merasa senang dalam proses belajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
3. Mindful Learning (Pembelajaran yang Sadar dan Terlibat)
Pilar ketiga, Mindful Learning, fokus pada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Di sini, siswa didorong untuk memperhatikan kebutuhan dan potensi individu mereka sendiri, melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, eksperimen, dan eksplorasi.
BACA JUGA:Kelola Uang Makin Mudah dengan Fitur Atur Limit Transaksi Kartu Debit di BRImo!
BACA JUGA:Marak Tagihan Pajak Berekstensi APK, BRI Imbau Masyarakat Tidak Terkecoh Modus Penipuan Perbankan
Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.
Tujuan dan Harapan Kurikulum Deep Learning
Kurikulum Deep Learning diharapkan dapat mempersiapkan siswa dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran.
Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa dengan menerapkan tiga pilar ini, pendidikan di Indonesia bisa lebih berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan solusi atas masalah yang dihadapi siswa.
Perubahan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyusun pendidikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akademis, tetapi juga melibatkan siswa secara lebih holistik.
Hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi setiap siswa, meningkatkan motivasi belajar, dan menciptakan pengalaman yang lebih bermakna.
Dengan langkah ini, diharapkan Kurikulum Deep Learning dapat memberikan kontribusi besar dalam memajukan sistem pendidikan Indonesia dan mendorong generasi muda untuk lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.(*)